Welcome To My Blog

thanks dah Coba bwat Open and Sharing dgn Blog Ini, moga bermanfaat,,,,,
if ada problem baca profil adja,,, OOOO....CCC

Kamis, 17 Februari 2011

Laporan Praktikum Lapangan ISBD atau Pengling di Malino

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Praktikum
Dalam kehidupan sehari-hari setiap kita melakukan aktivitas pasti berhubungan dengan lingkungan baik itu dalam bekerja, bermain, rekreasi, dll, hal ini menunjukan bahwa kita tidak bisa lepas dari lingkungan karena ketergantungan hidup kita berasal dari lingkungan. Lingkungan terdiri dari lingkungan darat, perairan, dan udara, jika manusia bersifat semena-mena terhadap lingkunga bisa menyebabkan lingkungan tersebut tercemar. Contoh dari pencemaran darat adalah seperti pencemaran sampah yang menumpuk disetiap daerah, contoh pencemaran dari perairan seperti yang kita lihat sampah yang dibuang di sungai sehinggah menyebabkan air menjadi berbau busuk dan kalihatan keruh, contoh pencemaran dari udara yaitu gas-gas dari hasil industri maupun gas yang dikeluarkan oleh knalpot kendaraan ke udara. Pencemaran ini dapat merugikan manusia sendiri seperti terjadinya bencana alam berupa banjir, longsor maupun keadaan iklim yang berubah.
Kerusakan lingkungan yang banyak terjadi yang sering kita lihat dengan mata kepala kita sendiri yakni pada kerusakan hutan penyebab dari ini adalah karena tempat tersebut akan dijadikan pemukiman maupun lahan untuk bercocok tanam serta kegiatan industri. Karena jumlah penduduk yang semakin tahun semakin banyak maka tidak bisa dihindari lagi bahwa hutan akan semakin sempit hal ini bisa membahayakan daerah tersebut apalagi jika tempat itu rawan hujan maka tidak ada lagi yang menyerap air tersebut sehinggah menyebabkan tanah terkikis. Kerusakan lingkungan yang terjadi dapat ditanggulangi dengan adanya kesadaran masing-masing pada diri manusia bahwa sahnya mereka diciptakan sebagai pemimpin baik itu sesamanya maupun lingkungan. Penanggulanan kerusakan linkungan sudah dilakukan oleh pemerintah utamanya di propinsi sulawesi selatan.
Untuk membuktikan semua permasalahan-permasalahan diatas serta mengetahui sejauh mana sikap manusia terhadap kondisi tersebut maka kami melakukan penelitian didaerah pegunungan yang hutannya masih luas dengan melihat langsung alam didaerah tersebut dan juga mewawancarai masyarakat setempat karena masyarakatlah yang lebih mengetahui daerah mereka.
B.Rumusan Masalah
1.Apakah keadaan bentang alam mempengaruhi kondisi masyarakat setempat?
2.Seperti apakah pengaruh kondisi alam pada daerah pegunugan terhadap mata pencaharian?
3.Seperti apakah pengaruh kondisi alam pada daerah pegunugan terhadap serta kondisi perekonomian masyarakat ?
4.Bagaimana bentang alam mempengaruhi rutinitas masyarakat ?
C.Tujuan Praktikum
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.Mengetahui pengaruh iklim alam terhadap kondisi masyarakat setempat.
2.Mengetahui pengaruh kondisi alam pada daerah pegunugan terhadap mata pencaharian.
3.Mengetahui pengaruh kondisi alam pada daerah pegunugan terhadap kondisi perekonomian masyarakat.
4.Mengetahui pengaruh iklim terhadap rutinitas masyarakat.
D.Manfaat Praktikum
Berdasarkan tujuan di atas, maka manfaat yang hendak dicapai dalam praktikum ini adalah mahasiswa mampu :
1.Mengetahui pengaruh bentang alam mempengaruhi kondisi masyarakat setempat.
2.Mengetahui pengaruh kondisi alam pada daerah pegunugan terhadap mata pencaharian.
3.Mengetahui pengaruh kondisi alam pada daerah pegunugan terhadap serta kondisi perekonomian masyarakat.
4.Mengetahui bentang alam mempengaruhi rutinitas masyarakat.
















BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.Pengertian Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan mahkluk hidup termasuk manusia dan prilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahtraan manusia serta mahkluk lain (UU RI No. 23 tahun 1997). Di dalam lingkungan hidup dapat kita jumpai benda dan daya yang memungkinkan manusia dean mahkluk hidup lainnya dapat hidup dan berkembang biak. Benda dan daya ini biasanya dikelompokkan dalam komponen fisik dari lingkungan hidup atau biasa disebut juga sebagai komponen biotik, seperti batuan, benda-benda tambang, tanah, dan lahan air, udara dan berbagai zat, termasuk iklim, cuaca dan sebagainya. Mahkluk hidup yang terdi satwa dan tumbuh-tumbuhan termasuk ke dalam komponen biotik sedangkan mahkluk yang berupa manusia termasuk dalam komponen sosial, ekonomi dan budaya serta kesehatan masyarakat atau biasa disebut sebagai komponen kultur (culture).
B. Hubungan Lingkungan dengan Organisme
Lingkungan merupakan ruang tiga dimensi, di dalam dimana oganisme merupakan salah satu bagiannya. Setiap bentuk dari organisme atau bagiannya memungkinkan organisme itu hidup pada keadaan lingkungan hidup tertentu disebut adaptasi. Adaptasi dimungkinkan oleh faktor-faktor keturunan atau gen. Gen itu menentukan sifat potensial induvidu organisme, masing-masing gen memerlukan keadaan lingkungan tertentu untuk dapat bekerja. Makin beranekaragam keadaan lingkungan makin beranekaragam sifat makhluk hidup.
Organisme dan lingkungan terjalin hubungan yang erat dan bersifat timbal-balik. Disamping itu ada persyaratn dalam mengatur kehidupan organisme yaitu :
1.Lingkungan itu harus dapat mencukupi kebutuhan minimum dari kehidupan.
2.Lingkungan itu tidak mempengaruhi hal yang bertentangan dengan kehidupan organisme.
Banyak persyaratan dari organisme terhadap lingkungan agar mereka dapat hidup terus. Suatu perkembangan terjadi selama masa evolusi. Adanya seleksi alam, misalnya terhadap telur-telur ikan yang beribu-ribu itu dari ikan induknya, namun yang dapat hidup terus hingga dewasa hanya beberapa ekor saja.
A.Tanah
1.Defenisi tanah
Tanah adalah akumulasi tubuh alam bebas, menduduki sebagian besar permukaan planet bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman, dan memiliki sifat sebbagai akibat pengaruh iklim dan jazad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam keadaan relief tertentu selama jangka waktu tertentu pula.
2.Jenis-jenis tanah
Iklim tropika basah menyebabkan pelapukan dan perkembangan tanah berlangsung intensifmembentuk jenis tanah yang berusia lanjut, seperti latosol. Kegiatan vulkanik menjadikan topografi berbukit-bukit dan sering terjadi peremajaan tanah membentuk jenis tanah muda, seperti regosol. Keadaan lingkungan setempat membentuk jenis tanah yang seharusnya hanya terdapat di daerah iklim sedang, seperti podzol, demikian juga jenis tanah yang terdapat dimana-mana, seperti organosol. Masing-masing jenis tanah secara singkat dapat diterangkan sebagai berikut :
a)Jenis tanah organik
Jenis tanah ini mengandung bahan organik sedemikian banyaknya, sehingga tidak mengalami perkembangan profil ke arah terbentunya horison-horison yang berbeda, berwarna coklat kelam sampai hitam, berkadar air tinggi dan bereaksi asam (pH 3-5).
b)Tanah tanpa defernsiasi horison
Golongan tanah ini belum mengalami deferensiasi profil membentuk horison, sehingga masih dianggap lapisan. Ke dalam golongan ini dapat dibedakan tiga jenis tanah antara lain :
Litosol
Tanah Aluvial
Regosol
c)Tanah merah
Khusus mengenai tanah merah diuraikan secara singkat oleh Soepraptoharjo (1961) dengan membedakan atas jenis tanah Latosol, Podzolik merah-kuning, mediteran merah-kuning dan lateritik.
d)Grumosol/Vertisol
Ciri-ciri tanah ini sebagai berikut : (1) tekstur lempung, (2) tanpa horison eluvial dan iluvial, (3) struktur lapisan atas granuler, dan lapisan bawah gumpal atau pejal, (4) mengandung kapur, (5) koefisien ekspansi (pemuaian) dan kontraksi (pengkerutan) tinggi jika diubah kadar airnya, (6) sering kali mikroreliefnya gilgai, (7) konsistensi luar biasa liat, (8) bahan ini berkapur dan berlempung, (9) dalam solum rata-rata 75cm, dan (10) warna kelam atau chroma kecil.
B.Arti Penyakit Tanaman bagi Masyarakat
Penyakit tanaman mempunyai arti penting bagi masyarakat karena dapat menimbulkan kerusakan serta kerugian atau pada hasil lahannya. Beberapa contoh penyakit tanaman yang memberikan pengaruh besar kepada masyarak dan umat manusia antara lain adalah :
1). Dalam abad pertengahan sekitar 1000, di Eropa sering timbul penyakit yang menyebabkan kematian pada manusia.penyakit pada manusia ini disebut ergotisme yang menyebabkan jari-jari kaki dan tangan, kadang-kadang hidung dan telinga si penderita menjadi bengkak bahkan dapat menyebabkan ptusnya bagian-bagian tersebut, dan mati.
2). Preristiwa kelaparan pada tahun 1845 yang memb\awa kematian kepada seperempat juta jiwa penduduk irlandia karne kentang rusak total diserang jamur phytophthora infestans.
3). Pada negara yang menghasilkan banyak bahan pangan , penyakit tanaman menjadi masalah penting karena dapat menimbulkan kerugian ekonomi bagi petani sehingga harbga barang-barang menjadi naik.
4). Penyakit tanaman merusak keindahan alam. Misalkan : di Australia, jarah die back disebabkan oleh jamur phytophtora cinnamomi yang menyerang tanaman hutan eucaliptus marginata.
5). Penyakit tanaman dapat membatasi jumlah dan jenis tanaman yang dapat tumbuh di suatu daerah.
6). Penyakit tanaman juga dapat menentukan tipe dari industri pertanian dan tingkat lowongan kerja di suatu daerah.
7). Penyakit tanaman juga berperan memajukan teknologi dengan timbulnya industri baru yang menghasilkan bahan kimia atau mesin yang berguna dalam pemberantasan serta pengendalian penyakit tanaman tersebut.
8). Penyakit tanaman menaikkan anggaran belanja dan pengeluaran negara.
9). Penurunan hasil atau pengurangan populasi persatuan luas yang dapat dipanen.
10). Kerugian ditanggung para petani karena mereka terpaksa menanam varietas tanaman tetapi kurang produktif atau biaya untuk pengendalian hama yang mahal.
E. Akibat Penanaman pada Tanah Pertanian yang Terus Menerus
Bagaimana miskinnya tanah akan unsur-unsur hara atau zat-zat mineral yang sangat diperlukan bagi pertumbuhan pertanaman dan bagaiman rendahnya prokutifitas tanaman jika kesuburan tanah kurang diperhatikan. Kalau kita menyadari akibat dari tanah yang kita manfaatkan terus-mmenerus bagi usaha bertani tanp[a memperhatikan pemeliharaannya, selanjutnya karena ada kesadaran tersebut kita melakukan pemupukan dengan dikira-kira saja, malka pemberian pupuk sevara demikian merupakan perlakuan yang sia-sia saja malah mungkin akan menimbulkan kerusakan yang lebih parah pada keadaan tanahnya.
F. Keadaan Iklim
Iklim demikian berpengaruh terhadap tersedianya air permukaan dan bawah permukaan, terutama unsur-unsurnya yaitu unsur curah hujan, penyinaran matahari, dan kondisi musim sepanjang tahun.
G. Keadaan topografi
Lahan pertanian yang keadaan topografinya berbeda, seperti berbukit tidak beraturabn, berlerenga atupun lahan datar ternyata berpengaruh pula terhadap kebutuhan pengairan. Pada tanah berbukita dan berlereng kebutuhan akan pengairan biasanya lebih besar jika dibandingkan dengan pada tanah pertanian datar, perbedaan ini tentunya sangat berkaitan dengan pengaturan atau penempatan saluran-saluuran pengairannya yang memungkinkan banyaknya kehilangan air, seprti karena perembesan, kebocoran dan kehilangan karena aliran permukaan.













BAB III
METODE PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A. Lokasi Praktikum
Praktikum study lapang ini dilaksanakan di dusun Bontolebang, desa Kenreapia, kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, sekitar 90 km dari kota Makassar
B. Alasan Pemilihan Lokasi
Adapun alas an mengapa kelompok kami mengadakan praktikum pengumpulan data di dusun Bontolebang, desa Kenreapia, kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan adalah disebabkan karena sulitnya mencari daerah yang belum pernah dimasuki oleh anggota Mahasiswa lainnya, guna menghindari kesamaan data.
C. Waktu Pelaksanaan Praktikum
Waktu dan tempat pelaksanaan praktikum ini:
Hari / Tanggal : Sabtu/ 18 Desember 2010
Waktu : Pukul 09.00 s.d 12.00 WITA
Tempat :Dusun Bontolebang, Desa Kanreapia, Kecamatan Tombolopao, Kabupaten Gowa
D. Alat dan Bahan
1.Alat Tulis
2.Kamera
3.Payung dan Jas hujan
E. Tehnik pelaksanaan Praktikum
Tehnik pelaksanaan praktikum dilaksanakan dengan cara datang langsung kerumah responden dan melakukan wawancara khusus.
F. Tehnik pengambilan data, tehnik analisis data
Tehnik pengambilan data yang digunakan adalah mendata langsung serta mencatat tiap jawaban yang diberikan oleh responden lalu menganalisisnya melalui tabel yang telah disediakan yang menyangkut tabulasi penduduk berdasarkan kelompok umur, pekerjaan, tingkat pendidikan, pendapatan, jumlah anggota keluarga, kegiatan social dan budaya yang sering dilakukan oleh masyarakat.




.




















BAB IV
HASIL PEMBAHASAN
A.Hasil Studi Lapang
Tabulasi Data Studi Lapang Kanreapia
Tabel I. Kelompok Umur Responden
Umur
Jumlah
Persentase
Kurang dari 35 tahun
Antara 35-45 tahun
Lebih dari 45 tahun
7 orang
7 orang
6 orang
35%
35%
30%
Jumlah
20 orang
100%

Perhitungan :
Berdasarkan data yang diperoleh didapatkan :
*Jumlah penduduk yang berusia < 35 Tahun sebanyak 7 orang dengan persentase = Jumlah penduduk yang berumur<35 tahunJumlah keseluruhan responden X 100 % = 720 X 100% = 35 % *Jumlah penduduk yang berusia 35-45 Tahun sebanyak 7 orang dengan persentase = Jumlah penduduk yang berumur35-45 tahunJumlah keseluruhan responden X 100 % = 720 X 100% = 35 % *Jumlah penduduk yang berusia >45 Tahun sebanyak 6 orang dengan persentase
= Jumlah penduduk yang berumur>45 tahunJumlah keseluruhan responden X 100 % = 620 X 100% = 30 %



Tabel II. Pekerjaan Responden
Pekerjaan
Jumlah
Persentase

Tukang (batu, kayu, dll).
Pegawai Negeri Sipil
ABRI/POLRI
Pegawai Swasta
Pedagang
Petani
Dll (Buruh Harian)

-
-
1 orang
2 orang
16 orang
1 orang

-
-
-
5%
10%
80%
5%
Jumlah
20 0rang
100%

Perhitungan:
* Jumlah penduduk yang bekerja sebagai pegawai swasta
= Jumlah penduduk yang bekerja sebagai pegawai swastaJumlah keseluruhan responden X 100% = 120 X 100% = 5 %
* Jumlah penduduk yang bekerja sebagai pedagang
= Jumlah penduduk yang bekerja sebagai pedagangJumlah keseluruhan responden X 100% = 220 X 100% = 10 %
* Jumlah penduduk yang bekerja sebagai petani
= Jumlah penduduk yang bekerja sebagai petaniJumlah keseluruhan responden X 100% = 1620 X 100% = 80 %
* Jumlah penduduk yang bekerja sebagai buruh harian
= Jumlah penduduk yang bekerja sebagai buruh harianJumlah keseluruhan responden X 100% = 120 X 100% = 5 %


Tabel III. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan
Jumlah
Persentase

Tidak tamat SD
Tamat SD
Tidak Tamat SMP/ sederajat
Tamat SMP/ Sederajat
Tamat SMA/ Sederajat
Sarjana Muda
Sarjana

6 orang
12 orang
-
2 orang
-
-
-
30%
60%
-
10%
-
-
-
Jumlah
20 0rang
100%
Perhitungan
* Jumlah penduduk yang tidak tamat SD
= Jumlah penduduk yang tidak tamat SDJumlah keseluruhan responden X 100% = 620 X 100% = 30 %
* Jumlah penduduk yang tidak tamat SD =
= Jumlah penduduk yang tamat SDJumlah keseluruhan responden X 100% = 1220 X 100% = 60 %
* Jumlah penduduk yang tamat SMP =
= Jumlah penduduk yang tamat SMPJumlah keseluruhan responden X 100% = 220 X 100% = 10 %






Tabel IV. Tingkat Pendapatan Responden
Tingkat pendapatan/ bulan
Jumlah
Persentase
Kurang dari Rp. 1.000.000
Antara Rp. 1.000.000-Rp. 2.000.000
Lebih dari Rp. 2.000.000
7 orang
8 orang
5 orang
35%
40%
25%
Jumlah
20 orang
100%
Perhitungan :
* Jumlah penduduk yang berpenghasilan > 1.000.000
= Jumlah penduduk yang berpenghasilan > 1.000.000 Jumlah keseluruhan responden X 100% = 720 X 100% = 35 %
* Jumlah penduduk yang berpenghasilan 1.000.000 – 2.000.000
= Jumlah pendudukberpenghasilan 1.000.000 – 2.000.000 Jumlah keseluruhan responden X 100% = 820 X 100% = 40 %
* Jumlah penduduk yang berpenghasilan > 2.000.000
= Jumlah penduduk yang berpenghasilan > 2.000.000 Jumlah keseluruhan responden X 100% = 520 X 100% = 25 %

Tabel V. Jumlah anggota/ Anak yang dimiliki
Jumlah anggota/ anak yang dimiliki
Jumlah
Persentase
Kurang dari 2 orang
Antara 3-4 orang
Lebih dari 5 orang
0 orang
6 orang
14 orang
0%
30%
70%
Jumlah
20 orang
100%



Perhitungan :
* Jumlah penduduk yang beranggotakan < 2 orang = Jumlah penduduk yang beranggotakan < 2 orang Jumlah keseluruhan responden X 100% = 020 X 100% = 0 % * Jumlah penduduk yang beranggotakan 3- 4 orang =Jumlah penduduk yang beranggotakan 3- 4 orang Jumlah keseluruhan responden X 100% = 620 X 100% = 30 % * Jumlah penduduk yang beranggotakan >5 orang
=Jumlah penduduk yang beranggotakan >5orang Jumlah keseluruhan responden X 100% = 1420 X 100% = 70 %

Tabel VI. Kegiatan Sosial yang Sering Dilakukan
Kegiatan sosial
Jumlah
Persentase
Rapat-rapat kampong/ desa
Pesta-pesta kawin/ sunatan
Arisan
Dll (kerja bakti)
-
-
-
20 orang

-
-
-
100%

Jumlah
20 orang
100%
Perhitungan :
* Jumlah penduduk yang melaksanakan kerja bakti =
Jumlah penduduk yang melaksanakan kerja bakti Jumlah keseluruhan responden X 100% = 2020 X 100% = 100 %





B.Pembahasan
Praktek lapangan yang diadakan di Desa Kanreapia, Kecamatan Tombolopao, Kabupaten Gowa .Dalam pengenalan lapangan ini,kami para mahasiswa terjung langsung kelokasi resebut untuk melakukan survei kemasyarakat setempat guna mengetahui keadaan lingkungan,iklim,serta hubungan masyarakat dengan lingkungan yang ada di desa tersebut.Kami berinteraksi langsung dengan masyarakat setepat guna mendapatkan data-dat informasi yang berkaitan dengan studi lapangan kami. Jumlah warga yang kami wawancarai sebanyak 20 orang dan hasil yang didapat dari wawancara ini adalah rata-rata pendidikan warga sebagian besar hanya tamat SD berdasarkan wawancara langsung dengan responden ternyata yang menyebabkan rendahnya jenjang pendidikan itu karena beberapa factor diantaranya jarak sekolah yang sangat jauh ditambah lagi kondisi jalan yang rusak, masih minimnya kesadaran orang tua terdahulu akan pentingnya pendidikan sehinggah baru saat inilah mereka menyadari semua itu, kurangnya biaya untuk membiayai uang pendidikan. Dari wawancara kami kami juga memperoleh data bahwa penduduk yang tidak tamat SD tidak pandai membaca hanya mampu berhitung saja, dan yang tamat SD sebagian besar sudah pandai membaca dan berhitung. Perbedaan ini tentu saja mempengaruhi tingkat berfikir mereka utamanya dalam pertanian.
Data lain yang didapat yakni mengenai pekerjaan dimana rata-rata pekerjaan masyarakat didaerah tersebut bergantung pada alam yaitu mereka bercocok tanam dan hanya sebagian dari masyarakat yang bekerja selain itu misalnya tukan kayu, pedagang, dan guru. Dari hasil bercocok tanam banyak masyarakat yang mengeluh masalah keuntungan yang diperoleh karena harga jual dilapangan tidak sesuai dengan harga yang sesungguhnya, hal ini disebabkan karena jauhnya jarak yang ditempuh pembeli sehinggah mereka mengurangi harga beli pada petani, selain itu masyarakat juga mengeluh masalah pertanian disebabakan karena kondisi iklim yang merugikan masyrakat utamanya pada musim hujan karena pada musim ini banyak tanaman yang rusak.
Kondisi jalan pada daerah bisa dikatakan kurang memadai khususnya pada daerah lorong, namun kata seorang warga bahwa pemerintah selalu memperhatikan jalan ini namun dana tidak memadai dalma perbaikan total, hal yang dilakukan dalam perbaikan jalanan ini hanya bersifat sederhana yakni berupa gotong royong sehinggah jika jalanan bisa dilalui mobil yang berdampak baik pada petani dimana petani tidak membawa lagi hasil cocok tanamnya keluar tetapi pembeli yang masuk langsung kepada petani. Jika dilihat pada lingkungan ladang terluihat sekali pemandangan yang sangat indah dari kondisi lingkungan yang penuh dengan tanaman yang teratur serta sengkedang yang tampak jelas pada lading-ladang petani. Kondisi lingkungan seperti ini sehinggah sering orang dari luar masuk untuk melihat daerah tersebut dan ini bisa menjadi dorongan untuk pemerintah agar memperhatikan lingkungan daerah tersebut menjadi lebih baik lagi.
Kondisi lingkungan didaerah tersebut masih diperhatikan oleh masyarakat dan juga pemerintah seperti membuat aturan mengenai penebangan liar dan pada aturan itu juga dikatakan bahwa jika mau membuat bangunan dari kayu maka pohon kayu ditanam bertahun tahun sebelum ditebang itupun jika mau menanam pohon harus ada izin dari pemerintah. Daerah ini merupakan daerah yang masyarakatnya sebagian besar bercocok tani. Hal ini menyebabkan hutan dahulu yang lebat sekarang sudah gundul, namun masyarakat mengerti mengenai hal ini sehinggah mereka menanam tanama berupa rumput-rumput yang berfunsi menyerap air bila musim hujan sehinggah bencana longsor dapat dikendalikan.
Dilihat dari kondisi air mereka memperroleh air itu berasal dari sungai yang dialirkan melalui pipa ke masing-masing rumah warga, dan menurut warga air yang didapat itu bersih dan tidak pernah gara-gara air ini masyarakat menjadi sakit seperti pada daerah lain yang airnya tercemar. Hal lain sampah yang dibuang masyarakat umumnya dibuatkan lubang kemudian jika sudah penuh maka akan ditutup, dan ada juga yang langsungmembuang dibelakang rumah saja tanpa mnggali lubang kondisi sampah ini sangat membahayakan jika sudah menumpuk karena menghasilkan pencemaran yang menyebabkan timbulnya berbagai macam wabah penyakit.
Daerah Kanreapia ini memiliki suhu yang sangat dingin sehinggah banyak masyarakat yang menghentikan aktivitasnya pada sore hari sekitar setengah lima, karena kondisi ini juga kebanyakan dari pohon besarnya adalah pohon pinus dan tanaman yang ditanaman petani berupa tanaman yang tahan terhadap suhu tersebut. dan jika dilihat dari segi kebiasaan masyarakat jarang sekali adnya perkumpulan-perkumpulan seperti masyarakat pada umumnya didaerah lain, hal ini mungkin dikarenakan karena suhu yang dingin sehinggah jarang masyarakat yang keluar melakukan hal itu apalagi pada saat malam hari.



















BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan praktek lapangan di Desa Kanreapia Kecamatan Tombolopao Kabupaten Gowa maka kami dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1.Pengaruh iklim alam terhadap kondisi masyarakat adalah pada daerah yang kondisi iklim dengan suhu yang dingin maka masyarakat cenderung melakukan aktivitasnya pada jam-jam 7 pagi dan mereka selalu pulang paling lambat jam 5 sore dan menurut pengamatan saya jarang sekali msyarakat berkumpul-kumpul seperti msyarakat pada umumnya dan juga jarang sekali terlihat msyarakat yang keluar malam.
2.Pada daerah pegunungan rata-rata pekerjaan masyarakat adalah bergantung pada alam yakni bercocok tanam dimana mereka jauh dari daerah perkotaan sehinggah jalan satu-satunya untuk mencari nafka adalah bercocok tanam.
3. Pada daerah pegunungan pekerjaan masyarakat rata-rata adalah bercocok tanam sehingga kondisi perekonomian mereka membaik pada saat tertentu yakni pada saat panen tiba dan sebaliknya kondisi perekonomian mereka memburuk jika masih dalam proses pemeliharaan tanaman.
4.Pada daerah pegunungan khususnya pada Kecamatan Tombolopao Desa Kanreapia memiliki pendidikan yang minim dimana rata-ratanya itu adalah tamat SD, hal ini disebabkan karena kondisi daerah yang jauh dari perkotaan sehinggah jarak sekolah dari tempat tersebut sangat jauh selain itu juga disebabkan karena masih minimnya kesadaran orang tua terrdahulu akan pentingnya pendidikan.


B. Saran
1. Sebaiknya Mahasiswa pada saat praktikum lapangan lebih terampil dalam membuat pertanyaan agar pada saat wawancara lebih banyak informasi yang didapat.
2. Sebaiknya mahasiswa masing-masing memberikan minimal satu pertanyaan pada narasumber pada saat wawancara agar dapat melatih diri dalam hal seperti itu.
3. Sebaiknya asisten lebih memperhatikan mahasiswa bimbingannya agar bisa melakukan praktek lapangan dengan baik.






















Rabu, 16 Februari 2011

percobaan Lazzarro Spallanzani


BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
              Darimanakah asal usul kehidupan ini ? Adalah sebuah pertanyaan dari abad ke abad. Pertanyaan ini menimbulkan banyak reaksi dari para ahli yang berkecimpung di bidang ini. Selanjutnya pemahaman mereka kita kenal dengan teori abiogenesis, teori biogenesis, dan disusul teori oparin. Untuk membuktikan kebenaran teori mereka, mereka kemudian melakukan percobaan. Dari hasil percobaan, teori biogenesis muncul sebagai pemenang. Hal ini karena hasil dari percobaan para pendukungnya masuk akal dan dapat dibuktikan secara ilmiah. Para pendukung teori ini adalah Francesco Redi, Lazarro Spallanzani, dan Louis Pasteur.
              Diantara para ilmuwan yang telah meruntuhkan teori abiogenesis dengan melakukan percobaan, dan yang paling terkenal adalah teori Lazarro Spallanzani, yang menggunakan air kaldu sebagai bahan percontohan. Air kaldu ini dimasukkan ke dalam beberapa tabung dan tabung ada yang dipanasi dan ada yang tidak, dan ada yang ditutup dan ada yang tidak, ada yang dipanasi sekaligus ditutup. Akhirnya setelah beberapa hari Lazarro Spallanzani mendapatkan hasil bahwasanya air kaldu yang telah dipanaskan dan ditutup rapat tidak berubah warna dan tidak berbau, itu artinya tidak ada mikroorganisme dalam tabung yang ditutup rapat dan dipanaskan. Sedangkan pada tabung yang lain berubah warna dan berbau yakni tabumg yang tidak ditutup dan tabung yang tidak diberi perlakuan apa-apa. Hal ini tentu saja bisa dibuktikan oleh orang lain dengan melakukan percobaan tersebut. Sebab, hal ini telah dibuktikan oleh banyak orang dan pastinya memperkuat pembuktian yang dilakukan oleh Lazarro Spallanzani.               Dari penjelasan di atas menjadi latar belakang kami melakukan percobaan untuk membuktikan teori biogenesis, khususnya percobaan yang dilakukan oleh Lazarro Spallanzani dengan mengambil air kaldu sebagai contoh percobaan.
B.  Tujuan Praktikum
              Percobaan ini bertujuan memberi kesempatan kepada mahasiswa mengikuti jalan pikiran dan langkah-langkah yang pernah dilakukan para ilmuwan/peneliti dalam memecahkan masalah biolgi, khususnya menjawab pertanyaan “dari manakah asal kehidupan?”
C.  Manfaat Pratikum
              Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa tentang langkah-langkah yang pernah dilakukan oleh para ilmuwan dalam memecahkan masalah biologi dan kebenaran dari teori para ilmuan.
         
           
               















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
            Pertanyaan “dari manakah asal kehidupan ?”, telah dicoba dijawab dengan berbagai teori dan percobaan. Diantaranya adalah percobaan Spallanzani yang meragukan kebenaran teori Abiogenesis/Generatio Spontanea dari Aristoteles             (Hals.Y, dkk. 2010 ).
            Walaupun telah bertahan selama ratusan tahun, tidak semua orang membenarkan paham abiogenesis. Orang –orang yang ragu terhadap kebenaran paham abiogenesis tersebut terus mengadakan penelitian memecahkan masalah tentang asal usul kehidupan. Orang-orang yang tidak puas terhadap pandangan Abiogenesis itu antara lain Francesco Redi (Italia, 1626-1799), dan Lazzaro Spallanzani ( Italia, 1729-1799), dan Louis Pasteur (Prancis, 1822-1895). Beredasarkan hasil penelitian dari tokoh-tokoh ini, akhirnya paham Abiogenesis / generation spontanea menjadi pudar karena paham tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya (Annilasyiva, 2010).
            Sebagai bahan percobaannya, Spallanzani menggunakan air kaldu atau air rebusan daging dan dua buah labu. Berdasarkan hasil percobaan tersebut, Lazzaro Spallanzani menyimpulkan bahwa mikroba yang ada didalam kaldu tersebut bukan berasal dari air kaldu (benda mati), tetapi berasal dari kehidupan diudara. Jadi, adanya pembusukan karena telah terjadi kontaminasi mikroba darimudara ke dalam air kaldu tersebut. Pendukung paham Abiogenesis menyatakan keberatan terhadap hasil eksperimen Lazzaro Spallanzani tersebut. Menurut mereka untuk terbentuknya mikroba (makhluk hidup) dalam air kaldu diperlukan udara. Dengan pengaruh udara tersebut terjadilah generation spontanea (Annilasyiva, 2010).
            Menurut Anonim 2010, teori biogenesis merupakan teori yang mengatakan bahwa mahluk hidup berasal dari mahluk hidup sebelumnya. Teori ini didukung oleh beberapa penelitian:
1.      Percobaan Francesco Redi
              Pada tahun 1668, seorang dokter Italia yang bernama francesco Redi melakukan percobaan untuk menunjukkan bahwa ulat tidak muncul dari daging yang membusuk melainkan dari telur lalat. Pada percobaannya, Francesco Redi menggunakan 2 buah toples yang berisi daging. Toples pertama diisi daging dan ditutup dengan rapat. Toples kedua diisi dengan daging dan dibiarkan tebuka. Setelah didiamkan beberapa hari, daging pada toples pertama tidak mengandung ulat. Sebaliknya pada toples kedua dagingnya mengandung ulat. Dari percobaan tersebut francesco redi menyimpulkan bahwa ulat yang terdapat pada toples kedua berasal dari lalat. Lalat yang hinggap pada daging tersebut bertelur, dan telurnya tersimpan dalam daging tersebut kenudian menetas dan menjadi ulat.
2.      Percobaan Lazarro spallanzani
              Penelitian mengenai biogenesis juga dilakukan oleh oendeta berkebangsaan Italia, Lazarro spallanzani pada tahun 1765. Ia mencoba membuktikan bahwa mikroorganisme yang ditemukan oleh Leuwwenhoek tidak muncul dengan sendirinya. Lazarro spallanzani melakukan percobaan dengan dua buah kaldu yang berisi air kaldu nutrien yang dipanaskan. Labu pertama diisi air kaldu nutrien, yang dipanaskan hingga suhu mencapai 15oC dan dibiarkan terbuka. Labu kedua diisi air nutrien kemudian dipanaskan mendidih (100oC) dan disumbat dengan gabus. Sesudah itu kedua labu didinginkan dan didiamkan selama 1 minggu. Hasil percobaan ini adalah pada labu pertama air kaldu keruh dan pada labu kedua air kaldu tetap jernih, tidak berbau, dan tidak mengandung mikroorganisme. Tetapi, jika selanjutnya labu kedua dibiarkan terbuka maka setelah beberapa hari air kaldu menjadi keruh dan berbau.
3.      Percobaan Louis Pasteur
              Percobaan spallanzani disempurnakan oleh Louis Pasteur, seorang ahli biokimia dan mikrobiologi dari Prancis. Pasteur juga mendidihkan gelas labu berisi kaldu, tetapi leher kaldu tidak ditutup rapat-rapat melainkan dibentuk seperti huruf S atau leher angsa, sehingga ujumgnya tetap terbuka. Labu leher angsa diisi dengan air kaldu nutrien, kemudian didihkan hingga steril. Setelah itu labu didinginkan dan didiamkan. Setelah beberapa hari air kaldu dalam labu leher angsa tetap jernih, meskipun udara dapat masuk ke dalam tabung. Mikroorganisme yang ada di udara tidak dapat mencapai air kaldu karena terjebak dalam leher labu yang panjang. Tetapi jika labu berleher angsa ini dimiringkan sehingga air kaldu bersentuhan dengan udara yang terperangkap di leher labu, maka beberapa hari kemudian air kaldu menjadi keruh (Anonim, 2010).
            Lazarro Spallanzani membuktikan bahwa mahluk hidup tidak berasal dari air kaldu, dan mereka berpendapat bahwa labu yang ditutup tidak terdapat oksigen untuk hidup. Oleh karena itu, percobaan Lazarro Spallanzani belum berhasil menumbangkan teori abiogenesis ( Kimbal, 1993 ).
            Kemudian hasil percobaan Lazarro Spallanzani diperbaiki oleh Louis Pasteur dengan menggunakan kaca yang berbentuk leher angsa.  Tentunya pada tabung ini telah dibersihkan. Walaupun udara dapat keluar masuk tabung dalam air kaldu. Kemudian leher tabuung dipatahkan dan setelah beberapa hari, air kaldu menjadi keruh dan gagallah usaha untuk mempertahankan pandangan Abiogenesis/ Generatio Spontanea dari Aristoteles. Lalu, muncullah teori Biogenesis yang mengatakan bahwa mahluk hidup berasal dari mahluk hidup yang sebelumnya (Pratiwi, 1999).
            Teori evolusi kimia yang didukung oleh beberapa ilmuwan mengemukakan pendapat adanya panas dari berbagai sumber, berbagai energi senyawa-senyawa sederhana ini saling bereaksi membentuk molekul-molekul yang lebih kompleks. Suatu keadaan membentuk senyawa-senyawa organik, hasil reaksi ini semakin lama semakin semakin banyak dan berkumpul di lautan sehingga terbentuklah campuran berbagai senyawa. Oleh Haldane disebut senyawa sup yang kaya akan materi-materi, dalam lautan yang makin panas. Bahan sup inilah yang merupakan bahan pembentuk protoplasma yang selanjutnya membentuk sel oval. Sampai saat ini, belum ada seorang pun ilmuwan yang berhasil memecahkan masalah bagaimana asal usul kehidupan di bumi ini. Banyak teori atau paham yang dikemukakan oleh ilmuwan mengenai masalah tersebut, tetapi semuanya belum dapat memberikan jawaban yang memuaskan (Jamila, 2005).
            Stanley Miller bahwa terbentuknya senyawa organik terjadi secara bertahap dimulai dari bereaksinya bahan-bahan anorganik yang terdapat di dalam atmosfer primitif dengan energi halilintar membentuk senyawa-senyawa organik kompleks. Stanley Miller mencoba mensimulasikan kondisi atmosfer purba di dalam skala laboratorium. Dia merancang sebuah alat yang dinamakan tabung miller. Miller memasukkan gas H2, CH4 (metan), NH3 (amonia) dan air ke dalam alat. Air dipanasi sehingga uap air bercampur dengan gas-gas tadi. Sebagai sumber energi yang bertindak sebagai “halilintar” agar gas-gas dan uap air bereaksi, digunakan lecutan aliran listrik tegangan tinggi. Ternyata timbul reaksi, terbentuk senyawa-senyawa organik seperti asam amino, adenin dan gula sederhana seperti ribosa. Hasil percobaan di atas memberi petunjuk bahwa satuan-satuan kompleks di dalam sistem kehidupam seperti lipid, gula, asam amino, nukleotida dapat terbentuk di bawah kondisi abiotik. Yang menjadi masalah utama adalah belum dapat terjawabnya bagaimana mekanisme peralihan dari senyawa kompleks menjadi makhluk hidup yang paling sederhana (Anonim, 2010)
              
         







BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A.  Waktu dan Tempat Praktikum
1.  Hari/Tanggal            :    Rabu,3 November 2010
2.  Waktu                      :    14.00-16.00 WITA
3.  Tempat                     :    Laboratorium Biologi FMIPA UNM lantai III.
B.  Alat dan Bahan
1.      Alat
a.    4 buah tabung reaksi
b.    1 buah rak tabung reaksi
c.    1 buah lampu spritus
d.   2 buah  sumbat kayu
e.    1 buah penjepit kayu
f.  1 buah aqua gelas
2.      Bahan
a.    Korek api
b.    40 ml kaldu cair
c.    1 potong lilin
C.  Prosedur Kerja
1.      Mengisi  keempat tabung reaksi dengan kaldu masing-masing 10 mL.
2.      Tabung I, menyumbat dengan sumbat kayu dan menetesi lilin cair sela antara mulut tabung dengan tutup dan tidak dipanaskan
3.      Tabung II, mendidihkan kaldunya di atas api lampu spritus selama 10 menit, membiarkannya terbuka (tanpa tutup)
4.      Tabung III, mendidihkan kaldunya di atas api lampu spritus selama 10 menit, segera menututupnya dengan sumbat kayu dan menetesi lilin cair sela antara mulut tabung dengan tutupnya.
5.      Tabung IV, membiarkannya tanpa memberi perlakuan apa-apa.
6.      Meletakkan semua tabung percobaan pada rak tabung reaksi dan menyimpannya di atas meja kerja, usahakan terhindar dari gangguan hewan, cahaya matahari langsung dan sumber panas lainnya.
7.      Melakukan pengamatan dan pencatatan setiap hari, selama lima hari.





















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.  Hasil Pengamatan
Keadaan keempat tabung reaksi pada hari pertama,
Tabung I                Tabung II                 Tabung III             Tabung IV









Keadaan keempat tabung reaksi pada hari terakhir,
Tabung I                Tabung II                 Tabung III             Tabung IV










Tabel pengamatan
Paraf






Tabung IV
E
-
-
ü   
ü   
ü   
ü   
BU
ü   
-
-
-
-
ü   
BA
-
ü   
ü   
ü   
ü   
ü   
W
Bening
Keruh
Keruh
Keruh
Keruh
Keruh
Tabung III
E
-
ü   
ü   
ü   
ü   
ü   
BU
-
-
-
-
-
-
BA
-
-
-
-
-
ü   
W
Keruh
Keruh
Bening
Bening
Bening
Bening
Tabung II
E
-
ü   
ü   
ü   
ü   
ü   
BU
ü   
-
-
-
-
-
BA
-
ü   
ü   
ü   
ü   
ü   
W
Keruh
Keruh
Keruh
Keruh
Keruh
Keruh
Tabung I
E
-
ü   
ü   
ü   
ü   
ü   
BU
-
-
-
-
-
-
Bau
-
-
-
-
-
ü   
W
Bening
Keruh
Keruh
Keruh
Keruh
Keruh
Hari ke-
0
Rabu
28-10-2010
I
Kamis
29-10-2010
II
Jumat
30-10-2010
III
Sabtu
31-10-2010
IV
Senin
02-11-2010
V
Selasa
03-11-2010
            Pembahasan
1.      Tabung I
             Pada tabung I diberi perlakuan yaitu air Kaldu dimasukka ke dalam tabung reaksi dipanaskan lalu ditutup dengan sumbat kayu, lalu ditetesi lilin cair sela antar mulut tabung dan tutup. Pada hari petama sampai hari terakhir pengamatan, air kaldu tidak mengalami perubahan  yang cukup signifikan maksudnya hanya warnanya pada hari ke-1 menjadi keruh dan hari-hari selanjutnya tetap keruh. Begitu pada endapan, hari ke-0 tidak ada endapan dan hari-hari selanjutnya terdapat sedikit endapan.hal ini disebabkan oleh air kaldu yang dipanaskan itu ditutup rapat. Ini membuktikan bahwa dalam kaldu tersebut tidak terdapat mikroorganisme, karena miroorganisme tersebut sudah mati saat dipanaskan. Selain itu tabung ditutup rapat dengan sumbat kayu sehingga air kaldu tersebut tidak terkotaminasi dengan udara bebas yang mengandung banyak mikroorganisme.
                         Pengamatan ini sesuai dengan percobaan Lazarro Spallanzani dengan menggunakan lagi tabung dalam perlakuan yang sama dimana setelah disimpan beberapa hari pada suhu kamar diperiksa dengan mikroskop ternyata tidak ditemukan adanya mikroorganisme.
2.      Tabung II
             Pada tabung II air kaldu dipanaskan sampai mendidih dan tidak ditutup. Pada hari ke-0 sampai hari terakhir air kaldu berwarna agak keruh. Walaupun awalnya mikroba dalam air kaldu sudah mati, tetapi tidak ditutup sehingga air kaldu tersebut terkontaminasi bebas yang mengandung banyak mikroba, sehingga mikroba tersebut berkembang biak walaupun dalam jumlah yang sedikit, sehingga air kaldu menjadi keruh dan berbau.
3.      Tabung III
             Pada tabung III, air kaldu yang telah dididihkan dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian ditutup rapat, dan ditetesi lilin cair disekitar mulut tabung. Pada hari 0 dan 1 air kaldu masih normal (keruh). Hal ini disebabkan karena mikroba yang berkembang biak walaupun tidak begitu cepat karena tidak terkontaminasi dengan udara bebas.
             Pada pengamatan terakhir, keadaan air kaldu menjadi lebih keruh dibandingkan pada hari kedua. Terdapat endapan dan berbau busuk. Hal ini disebabkan karena mikroba ada pada air kaldu tersebut terus berkembang biak. Mengingat perlakuan yang diberikan yaitu air kaldu tidak dipanaskan sehingga meskipun ditutup mikroba dapat berkembang biak.
4.      Tabung IV
             Pada tabung IV, air kaldu tidak diberi perlakuan apa-apa. Yakni tidak dipanaskan dan tidak ditutup. Pada hari ke-0, warna air kaldu masih normal (bening), begitupun baunya dan tidak ada endapan. Perubahan air kaldu dapat diamati karena adanya kenampakan mikroorganisme pada tabung. Seperti yang kita ketahui mikroorganisme berasal dari mikroorganisme sebelumnya yang memang talah ada pada air kaldu. Mikroorganisme ini awalnya sedikit, sehimgga air kaldu tampak bening. Namun, karena organisme berkembang begitu cepat sehingga pada hari ke-1 perubahan itu sangat jelas, yaitu air kaldu menjadi keruh, begitupun pada hari-hari berikutnya.
             Pada hari terakhir pengamatan, terjadi perubahan yang amat sangat jelas. Warna kaldu lebih keruh, dan menimbulkan yang lebih menyengat, serta terdapat endapan. Hal ini dipengaruhi oleh air kaldu yang tidak dipanaskan sehingga mikroba terus berkembang biak. Ditambah lagi tabung tersebut tidak ditutup sehingga air tesebut terkontaminasi oleh udara bebas.
              Dari pengamatan yang kami lakukan tidak jauh beda dengan yang dilakukan oleh Lazarro Spallanzani. Dimana Lazarro Spallanzani melakukan percobaan dengan dua buah labu yang berisi air kaldu nutrien yang dipanaskan. Labu pertama diisi air kaldu nutrien yang dipanaskan hingga suhu mencapai 15oC dan dibiarkan terbuka. Labu kedua diisi air nutrien kemudian dipanaskan mendidih (100oC) dan disumbat dengan gabus. Sesudah itu kedua labu didinginkan dan didiamkan selama 1 minggu. Hasil percobaan ini adalah pada labu pertama air kaldu keruh dan pada labu kedua air kaldu tetap jernih, tidak berbau, dan tidak mengandung mikroorganisme. Tetapi, jika selanjutnya labu kedua dibiarkan terbuka maka setelah beberapa hari air kaldu menjadi keruh dan berbau. Hal itu seperti halnya yang kami lakukan dimana pada percobaan kami, 4 tabung yang masing-masing diberi perlakuan berbeda hasil akhir yang kami peroleh yaitu tabung yang dibiarkan terbuka warnanya menjadi keruh dan berbau, sedangkan tabung yang tertutup berwarna bening. Dari hasil itu terbukti bahwa mikroorganisme berasal dari udara bebas dan dari mikroorganisme lainnya yang sudah ada.















BAB V
PENUTUP
A.  Kesimpulan
            Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh, maka dapat dapat disimpulkan, Mahluk hidup berasal dari mahluk hidup sebelumnya. Perubahan warna pada air kaldu menjadi keruh disebabkan karena adanya mikroba/mikroorganisme. Mikroorganisme pada air kaldu berasal dari mikroorganisme yang telah ada sebelumnya dan mikroorganisme yang ada pada udara bebas. Dari percobaan yang dilakukan maka percobaan Lazarro Spallanzani terbukti kebenarannya yaitu dari percobaannya ia membuktikan bahwa mahluk hidup bukan berasal dari benda mati melainkan mahluk hidup berasal dari mahluk hidup sebelumnya.
B.  Saran
1.      Untuk laboratorium
      Sebaiknya alat-alat yang disediakan laboratorium diperhatikan, sehingga praktikan tidak menggunakan alat yang kurang baik.
2.      Untuk praktikum
      Pada praktikum ini, diperlukan ketelitian mata dalam melihat hasil pengamatan dan kelincahan kita dalam mengoperasikan alat, selain itu perlu adanya perhatian dalam masalah kebersihan lab maupun sarana dan prasarananya.
3.    Untuk asisten
Sebaiknya asisten mendampingi kelompok yang kurang memahami percobaan yang dipraktikumkan




DAFTAR PUSTAKA
Annilasyiva. 2010. Asal Usul Kehidupan. http://www.google.co.id. Diakses pada tanggal 06 November 2010.
Anonim. 2010. Asal Usul Kehidupan. http://www.google.co.id. Diakses pada tanggal 06 November 2010.
Tim Pengajar. 2010. Penuntun Praktikum Biologi Umum. Jurusan Biologi FMIPA             UNM. Makassar.
Jamila. 2005. Biologi Umum. Bandung: Ganesha.
Kimbal, W John. 1993. Sains Biologi. Jakarta: Erlangga.
Pratiwi. 1999. Sains Biologi. Bandung: Ganesha.






DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Asal Usul Kehidupan. http://www.google.co.id. Diakses pada tanggal 06 November 2010.
Anonim. 2010. Asal Usul Kehidupan. http://www.google.co.id. Diakses pada tanggal 06 November 2010
.





PERTANYAAN
1.  Apakah yang menjadi penyebab terjadinya perubahan kaldu pada percobaan tersebut di atas ?
2.  Dari manakah datangnya makhluk hidup yang terjadinya perubahan kaldu tersebut ?
3.  Perubahan kaldu pda percobaan tersebut di atas terjadi pada tabung yang diperlakukan bagaimana ? Mengapa bisa terjadi demikian ?
4.  Pada tabung yang diperlakukan bagaimana yang kaldunya tidak mengalami perubahan ? Mengapa tidak terjadi perubahan warna dan bau ?
5.  Mungkinkah dari bahan kaldu itu secara tiba-tiba akan muncul mahkluk hidup baru ?
6.  Hasil percobaan di atas dapatkan digunakan sebagai bukti yang kuat untuk menyangkal pendapat Generatio Spontanea ? Jelaskan !
JAWABAN DARI PERTANYAAN
1.  Penyebab terjadinya perubahan air kaldu yaitu karena tabung reaksi tersebut terbuka sehingga kaldu terkontaminasi mikoba dari udara ke dalam air kaldu sehingga ada bau busuk yang membuat adanya makhluk hidup.
2.  Makhluk hidup yang menyebabkan terjadinya perubahan kaldu adalah berasal dari pembusukan akibat dari kontaminasi udara.
3.  Perubahan yang terjadi pada tabung I, II dan III yaitu :
a. Tabung I tidak dipanaskan dan tidak ditutup sehingga mengandugng mikroba        karena berkontaminasi langsung dengan udara.
b. Tabung II tidak dipanaskan tetapi ditutup namun masih ada aktifitas mikroba.
c.  Tabung III dipanaskan dan tidak ditutup, ada mikroba dari lingkungan yang          mempengaruhi.
4.  Tabung yang tidak menglami perubahan warna adalah tabung IV yang dipanaskan dan ditutup, karena pemanasan yang diberikan sehingga mikriba mati dan tabung itu ditutup sehingga tidak bisa terkontaminasi dengan lingkungan.
5.  Pada kaldu yang tidak dipanaskan atau ditutup pada tabung I, kemungkinan terdapat makhluk hidup baru karena adanya kontaminasi dari udara.
6.  Percobaan yang dilakukan sangat jelas dapat menyangkal pendapat teori generation spontanea (Abiogenesis). Karena bertolak belakang dengan teorinya yang menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati yang secara spontan dapat muncul akibat adanya gaya hidup.
















D.  Tujuan Praktikum
              Percobaan ini bertujuan memberi kesempatan kepada mahasiswa mengikuti jalan pikiran dan langkah-langkah yang pernah dilakukan para ilmuwan/peneliti dalam memecahkan masalah biolgi, khususnya menjawab pertanyaan “dari manakah asal kehidupan?”
E.  Manfaat Pratikum
              Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa tentang langkah-langkah yang pernah dilakukan oleh para ilmuwan dalam memecahkan masalah biologi dan kebenaran dari teori para ilmuan.
         
           
               














didasari atas pemikiran bahwa bahan organik merupakan dasar organisme yang pada mulanya dibentuk sebagai reaksi gas yang ada di alam dengan bantuan energi.
            Menurut teori Urey,konsep tersebut dapat dijabarkan atas 4 fase,yaitu sebagai berikut:
fase 1.tersedianya molekul metan,amonia,hidrogen,dan uap air yang sangat banyak didalam atmosfer. 
fase 2.energi yang timbul dari aliran listrik halilintar dan radiasi sinar-sinar kosmis merupakan energi pengikat dalam reaksi-reaksi molekul-molekul metan,amonia,hidrogen dan uap air.
fase 3.terbentuknya zat hidup yang paling sederhana.
fase 4.zat hidup yang terbentuk berkembang dengan waktu berjuta-juta tahun menjadi sejenis yang lebih kompleks.