BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tubuh hewan terdiri dari beberapa organ tubuh. Organ-organ bekerja sama dalam melakukan fungsi yang lebih tinggi membentuk sistem organ. Hewan dibagi ke dalam dua golongan, yaitu hewan vertebrata dan hewan invertebrata. Salah satu hewan vertebrata adalah katak sawah (Rana cancarivora). Dengan melihat susunan antomi tubuh katak, dapat diberikan gambaran umum tentang organ-organ utama pada katak. Katak masuk ke dalam golongan amphibia. Amphibia berasal dari kata amphibi yang artinya rangkap dan bios yang artinya kehidupan. Katak hidup dalam bentuk dua kehidupan, mula-mula di dalam air tawar kemudian dilanjutkan ke darat. Amphibia dalam hal ini adalah katak mempunyai struktur yang mudah diamati baik untuk morfologinya maupun struktur bagian dalamnya.
Pada amphibi, memiliki dua alat pernapasan yaitu dengan menggunakan paru-paru pada saat berada di daratan dan dengan menggunakan kulitnya pada keadaan basah (pada saat berada dalam air). Kulit katak bersifat permiabel terhadap air dan gas, serta kaya akan persediaan pembuluh darah. Adanya dua alat pernapasan ini disebabkan karena faktor lingkungan hidupnya.
Untuk memahami struktur dan fungsi organ-organ yang terdapat pada hewan vertebrata dalam hal ini adalah katak, maka dilakukanlah percobaan dengan mengamati bagian atau organ-organ yang ada pada tubuh katak. Pengamatan anatomi katak diperlukan pembedahan untuk memudahkan mengamati bentuk kedudukan, dan hubungannya dengan organ lain. Yang akan diamati pada percobaan ini adalah sistem organ yang ada di dalam tubuh katak sawah (Rana cancarivora) antara lain sistem pencernaan, sistem peredaran darah, sistem pernapasan (respirasi), sistem pengeluaran (ekskresi), dan sistem reproduksi dalam hal ini urgonetraka yaitu untuk membedakan antara katak jantan dan katak betina. Pengamatan ini dapat memberikan pengetahuan kepada mahasiswa tentang bentuk, warna dan letak organ pada tubuh hewan vertebrata.
B. Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat mengenali bentuk, warna dan letak organ, serta hubungannya dengan organ lain pada suatu sistem organ.
C. Manfaat Praktikum
Setelah percobaan ini kita mengetahui bentuk, warna, dan letak organ, serta hubungannya dengan organ lain pada suatu sistem organ.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tubuh hewan terdiri dari berbagai organ tubuh. Organ-organ yang bekerja sama dalam melakukan fungsi yang lebih tinggi membentuk organ. Dalam praktikum ini akan dilakukan pengamatan susunan anatomi tubuh katak sawah (Rana cancarivora). Anatomi katak dapat memberikan gambaran umum organ-organ utama pada hewan vertebrata (Tim Pengajar, 2010).
Pengamatan anatomi suatu hewan diperlukan pembedahan untuk memudahkan mengamati bentuk. Kedudukan dan hubungannya dengan organ lain. Yang akan diamati dalam praktikum ini adalah sistem pencernaan, peredaran darah, pernapasan, ekskresi dan reproduksi (Tim Pengajar, 2010).
Katak merupakan salah satu kelas amphibi yang memiliki panjang mulai dari 3,5 cm sampai dengan 90 cm. Amphibi merupakan vertebrata yang hidup di dua alam, yaitu di darat dan di air (Radiopoetro, 1996).
Menurut Jasin (1992), organ-organ utama pada hewan vertebrata adalah :
1. Sistem pencernaan
Alat pencernaan pada katak tediri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan kloaka. Makanan dari mulut masuk ke dalam lambung melalui kerongkongan. Lambung memanjang dan berbelok ke samping kiri dan berotot. Di dalam lambung makanan dicerna kemudian masuk ke dalam usus. Di dalam usus makanan diserap, sisa makanan dikeluarkan melalui kloaka. Sistem pencernaan makanan pada amfibi, hampir sama dengan ikan, meliputi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. salah satu binatang amphibi adalah katak. Makanan katak berupa hewan-hewan kecil (serangga). Secara berturut-turut saluran pencernaan pada katak meliputi:
1. Rongga mulut: terdapat gigi berbentuk kerucut untuk memegang mangsa dan lidah untuk menangkap mangsa,
2. Esofagus; berupa saluran pendek,
3. Ventrikulus (lambung), berbentuk kantung yang bila terisi makanan menjadi lebar. Lambung katak dapat dibedakan menjadi 2, yaitu tempat masuknya esofagus dan lubang keluar menuju usus.
4. Intestinum (usus): dapat dibedakan atas usus halus dan usus tebal. Usus halus
meliputi: duodenum. jejenum, dan ileum, tetapi belum jelas batas-batasnya.
5. Usus tebal berakhir pada rektum dan menuju kloata, dan
6. Kloaka : merupakan muara bersama antara saluran pencernaan makanan, saluran reproduksi, dan urine.
Kelenjar pencernaan pada amfibi, terdiri atas hati dan pankreas. Hati berwarna merah
kecoklatan, terdiri atas lobus kanan yang terbagi lagi menjadi dua lobulus. Hati berfungsi mengeluarkan empedu yang disimpan dalam kantung empedu yang berwarna kehijauan. pankreas berwarna Kekuningan, melekat diantara lambung dan usus dua belas jari (duadenum). pankreas berfungsi menghasilkan enzim dan hormon yang bermuara pada duodenum (Anonimb, 2010)
2. Sistem pernapasan
Alat pernapasan pada katak berupa insamg, kulit, dan paru-paru. Pada berudu pernapasan dilakukan dengan insang luar. Setelah dewasa menggunakan paru-paru berupa dinding dimana dinding ini terdapat banyak ruang. Paru-paru berhubungan dengan udara luar melalui 2 bronkus, laring yang mengandung tali-tali volea, lalu faring dan lorong-lorong nasal. Lubang dari faring ke laring berupa celah longitudinal yang disebut glothis. Pernapasan pada katak melalui kulit tipis yang basah untuk memudahkan difusi gas.
3. Sistem peredaran darah
Menurut Kimbal (1991), sistem peredaran darah pada katak adalah peredaran darah tertutup dan ganda. Pada peredaran darah ganda, darah melalui jantung sebanyak dua kali dalam sekali peredarannya. Pertama darah dari jantung menuju ke paru-paru dan kembali ke jantung. Kedua, darah dari seluruh tubuh menuju jantung dan diedarkan kembali ke seluruh tubuh. Jantung katak terdiri dari tiga ruang yaitu atrium kiri, kanan, dan ventrikel. Diantara atrium dan ventrikel terdapat klep yang mencegah agar darah dari ventrikel mengalir kembali ke atrium. Pertukaran O2 dan CO2 terjadi di paru-paru. CO2 dilepaskan dan diikat O2. Tetapi di ventrikel terjadi perncampuran CO2dan O2 yang terjadi di dalam darah.
4. Sistem ekskresi
Menurut Tim Pengajar (2010), alat ekskresi utama pada katak adalah sepasang ginjal yang terdapat di kanan kiri tulang belakang, berwarna kecoklat-coklatan yang memanjang ke belakang.
Sistem ekskresi pada katak disebut suatu sistem gabungan karena masing-masing sistem masih bergabung pada kloaka sebagai muara bersama baik untuk sistem sekresi maupun untuk sistem reproduksi. Sistem ekskresi sebagai sistem pembuangan zat-zat yang tidak berguna yang dilakukan oleh kulit, paru-paru, dan yang dikeluarkan oleh hati, yaitu berupa empedu (Saktiono, 1989).
5. Sistem reproduksi
Pembuahan pada katak dlakukan di luar tubuh. Katak jantan akan melekat di punggung betinanya dan memeluk erat ketiak si betina dari belakang. Sambil berenang di air, kaki belakang katak jantan akan memijat perut katak betina dan memasang pengeluaran telur. Pada saat yang bersamaan, katak jantan akan melepaskan spermanya ke air, sehingga bisa membuahi telur-telur yang dikeluarkan di betina (Anonima, 2010).
Katak (bahasa Inggris: frog) dan katak alias bangkong (b. Inggris: toad) adalah hewan amfibia yang paling dikenal orang di Indonesia. Anak-anak biasanya menyukai katak dan katak karena bentuknya yang lucu, kerap melompat-lompat, tidak pernah menggigit dan tidak membahayakan. Hanya orang dewasa yang kerap merasa jijik atau takut yang tidak beralasan terhadap katak. Kedua macam hewan ini bentuknya mirip. Katak bertubuh pendek, gempal atau kurus, berpunggung agak bungkuk, berkaki empat dan tak berekor (anura: a tidak, ura ekor). Katak umumnya berkulit halus, lembab, dengan kaki belakang yang panjang. Sebaliknya katak atau bangkong berkulit kasar berbintil-bintil sampai berbingkul-bingkul, kerapkali kering, dan kaki belakangnya sering pendek saja, sehingga kebanyakan kurang pandai melompat jauh. Namun kedua istilah ini sering pula dipertukarkan penggunaannya (Anonima, 2010).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal : Rabu, 1 Desember 2010
Waktu : Pukul 13.20 s.d 15.30 WITA
Tempat : Laboratorium Biologi Lantai III FMIPA UNM.
B. Alat dan Bahan
a. Alat
1. Botol pembius
2. Baki bedah
3. Alat bedah yang terdiri dari:
a. Gunting, 1 buah
b. Pinset, 1 buah
c. Jarum, 4 buah
d. Skalpel, 1 buah
e. Sedotan limun, 1 buah
b. Bahan
1. Katak sawah (Rana cancarivora)
2. Kapas
3. Kloroform/Eter (pembius)
C. Prosedur Kerja
1. Pengamatan Luar
a. Mematikan Katak
Mengambil segumpal kapas (sebesar ruas empu jari tangan) membasahi dengan eter/kloroform, lalu memasukkan ke dalam pembunuh, serta segera pula memasukkan katak ke dalam botol tersebut, menutupnya dengan rapat. Membiarkan sampai katak mati.
b. Mengeluarkan katak yang sudah tidak bergerak dan meletakkannya di atas baki bedah. Membiarkan kapas dalam botol dan menutupnya dengan rapat karena uapnya berbahaya.
c. Mengamati bagian luar katak
1. Mata, kelopak, dan selaput tidur
2. Lubang hidung luar
3. Tympanum, selaput pendengar
4. Celah mulut
5. Tungkai depan
a. Lengan atas (Branchium)
b. Lengan bawah (Antebranchium)
c. Telapak (Manus)
d. Jari-jari (Digiti)
6. Tungkai belakang
a. Paha (Femur)
b. Betis (Erus)
c. Telapak bersatu (Pes)
d. Jari-jari berselaput renang
7. Kloaka
8. Meraba permukaan kulit dan memperhatikan warnanya
d. Menggambar dari arah punggung dan memberi nama pada bagian-bagian tersebut.
2. Pembedahan
a. Meletakkan katak pada punggungnya di atas baki bedah. Memacu keempat kakinya dengan jarum pada lilin, sehingga tidak mudah goyang.
b. Dengan pinset, menjepit dengan cara membujur pada kulit bagian perut dekat paha, mengangkat sedikit, menggunting dengan cara melintang pada kulit di bawah pinset, sehingga terbentuk celah paha kulit perut.
c. Melalui celah kulit itu, memasukkan ujung gunting yang tumpul dan menggunting kulit ke arah kepala sampai gunting tertumbuk. Menarik ke celah tadi, menggunting ke arah pangkal kedua paha.
d. Menggunting kulit ke arah samping kiri dan kanan, sehingga kulit perut bisa tersingkap. Memeriksa permukaan kulit pada jaringan otot. Hanya pada tempat tertentu kulit melekat pada otot, sehingga terbentuk semacam kantung (Saccus).
e. Memperhatikan pula bagian tengah otot perut. Tampak garis putih membujur sepanjang otot perut (disebut Linea alba).
f. Menjepit pinset otot perut di samping Line alba dan menggunting melintang, sehingga terbentuk celah. Memasukkan ujung gunting yang tumpul ke dalam celah otot perut dan memulai menggunting ke arah kepala sampai bawah rahang. Melanjutkan pengguntingan sampai pangkal paha.
g. Menyingkap jaringan otot perut ke samping kiri dan kanan sehingga terbuka rongga perut dan tampak jeroan.
3. Pengamatan sisitem pernapasan
a. Membuka celah mulut dengan scalpel dan pinset, sehingga rongga perut terbuka. Mengamati bentuk gigi, meraba dengan jari geligi pada rahang atas dan gigi vomer pada langit-langit.
b. Dengan pinset menarik lidahnya keluar, mengamati bentuk dan perlekatannya, kemudian mencatatnya.
c. Menunjukkan pengamatn rongga perut yang berisi jeroan. Mengamati bentuk warnanya:
1. Hati sebelah kanan, ada berapa lobus; mencari kantung empedu, dan mengamati warnanya.
2. Lambung disebelah kiri hati, mengangkat sedikit akan nampak duodenum dan pankreas.
3. Runut terus usus halus sampai usus tebal, memperhatikan pertemuannya.
4. Rektum yang berkelok ke kloaka.
4. Pengamatan sistem peredaran darah
a. Arah kepala dari hati, tampak jantung dalam selaput.
b. Menusuk selaput pembungkus jantung dengan jarum atau ujung scalpel sampai pecah, mengamati bentuk dan bagiannya.
1. Bilik (Ventrikel)
2. Serambi (Atrium) kiri dan kanan
3. Pembuluh nadi utama (Trunkus anterious) yang keluar dari ventrikel kemudian bercabang menjadi dua aorta (kiri dan kanan)
c. Menggambar bagian jantung dan memberi nama bagian tersebut di atas.
5. Pengamatan sistem pernapasan
a. Memperhatikan bagian sebelah kanan hati dan sebelah kiri lambung, tersembul bagian paru-paru.
b. Dengan sedotan limon yang ujungnya dimasukkan dalam lubang pangkal tenggorokan (membuka mulutnya) meniup pangkal perlahan, maka akan mengembung paru-paru. Mengamati bentuk dan warna paru-paru pembuluh darah dalam paru-paru.
c. Melepaskan jantung dengan gunting, sehinnga tampak tenggorokan (trakea).
d. Menggambar sistem pernapasan katak.
6. Pengamatan sistem ekskresi dan reproduksi (Urogenitalia)
a. Melepaskan organ-organ pencernaan, mulai pada lambung sampai pada rektum, serta musentrerium jaringan ikat memegangnya.
b. Akan nampak sepasang ginjal bulat lonjong melekat pada bagian belakang rongga perut. Selanjutnya mengamati:
1. Ginjal dengan kelenjar adrenal (garis keputihan).
2. Badan lemak (Corpur adipasum) kekuningan berjumbai.3.
3. Saluran ganjil (Ureter) dari ginjal menuju ke kantong kemih.
c. Pada katak jantan ureter disebut juga Ductus-urospermaticus. Testis terletak di sebelah atas ginjal, bulat lebih kecil berhubungan dengan ginjal melalui Vasa efferensia.
d. Pada katak betina, ada sepasang ovarium di bagian kiri dan kanan. Ankat sedikit oviduct berupa saluran berkelok-kelok putih, bermuara pada kloaka sedang ujungnya berupa corong (Ostium) ada di dekat jantung.
e. Membuat gambar bagian sistem Urogenitalia katak. Memberi nama bagian-bagiannya (kelamin jantan atau kelamin betina).
B. Pembahasan
1. Struktur morfologi katak (Rana cancarivora)
a. Mata, kelopak mata, dan selaput tidur
Pada katak memiliki dua mata (sepasang), lalu bola mata dilindungi oleh dua buah kelopak mata berupa kulit yang tidak dapat digerakkan. Katak juga memiliki selaput mata yang tipis dan bening yang dapat digerakkan dari atas ke bawah yang berfungsi untuk melindungi mata ketika berada di dalam air.
b. Lubang hidung luar ada sepasang dan terdapat pada dorsak moncongnya.
c. Celah mulut terdapat pada bagian depan yang moncong. Dalam celah mulut terdapat gigi vomer yaitu gigi yang berbentuk gerigi yang terletak pada langit-langit pada rahang yang berfungsi untuk melumatkan mangsanya agar mudah ditelan.
d. Selaput pendengar, dekat sebuah caudal mata, terdapat selaput yang sangat tipis.
e. Tungkai belakang terdiri atas paha, betis, telapak bersatu, dan berselaput renang yang berfungsi untuk membantu katak melakukan pergerakan dalam air.
f. Tungkai depan, terdiri dari lengan atas, lengan bawah, dan jari-jari masing empat buah.
2. Anatomi tubuh katak
a. Sistem pencernaan
1. Hati terdiri atas tiga lobus, berwarna merah tua. Hati berfungsi menghasilkan empedu yang berperan dalam prooses pencernaan.
2. Lambung terdiri atas tiga bagian, yaitu kardiak yang terdapat di bagian atas yang berdekatan dengan hati, fundus yang terdapat di bagian tengah, dan filorus yang terdapat di bagian bawah yang dekat dengan hati.
3. Pankreas. Kelenjar berwarna keputihan berbentuk lapisan lonjong terletak dalam simpul yang terbentuk dari duodenum dan permukaan bawah lambung. Pankreas berfungsi menghasilkan getah pankreas yang kemudian dialirkan ke duodenum.
4. Usus halus merupakan saluran pencernaan yang paling panjang. Usus halus terdiri dari duodenum, jejunum, dan ileum.
5. Usus besar dilapisi dengan mukosa tanpa lapisan kecuali pada bagian rectum. Usus besar berfungsi pada proses reabsorbsi air dan membentuk lendir.
6. Rektum merupakan bagian paling akhir dari usus besar yang beermuara di kloaka yang berfungsi sebagai lubang pelepasan.
b. Sistem peredaran darah
Alat peredaan darah katak teriri atas jantung. Jantung katak terletak di dalam rongga dada. Jantung katak terdiri atas 3 ruang, yaitu 2 serambi (atrium kiri dan kanan) dan 1 bilik (ventrikel). Dengan demikian, bilik jantung katak tidak memiliki sekat. Terdapat dua aorta yaitu aorta kiri dan kanan. Peredaran darah katak tertutup karena beredar dalam pembuluh darah, dan ganda karena dalam satu kali beredar darah melewati jantung dua kali. Darah yang mengandung CO2 dari seluruh tubh masuk ke jantung melalui Vena cava (pembuluh balik tubuh). Darah ini mula-mula berkumpul di sinus venosus, dan kemudian karena adanya kontraksi maka darah akan masuk serambi kanan. Pada saat itu darah yang mengandung O2, yang bersal dari paru-paru masuk ke serambi kiri. Bila kedua serambi berkontraksi maka darah akan terdorong ke dalam bilik. Dalm bilik terjadi sedikit pencampuran darah yang kaya O2 dan yang miskin O2. Untuk selanjutnya, darah yang kaya O2dalam bilik dipompa melalui trunkus arteriosus menuju arteri hingga akhirnya sampai di arteri yang sangat kecil (kapiler) di seluruh jaringan tubuh. Dari seluruh jaringan tubuh, darah akan kembali ke jantung melewati pembuluh balik yang kecil (venula) dan kemudian ke vena dan akhirnya ke jantung, sementara itu darah yang miskin dipompa keluar melewati arteri konus tubular, pada katak dikenal adanya sistem porta, yaitu sistem yang dibentuk oleh pembuluh balik vena saja.
c. Sistem pernapasan
1. Hidung dan rongga hidung, merupakan tempat pertama yang dilalui oleh udara. Rongga hidung dilengkapi dengan rambut, dan selaput lendir yang berguna menyaring udara, menghangatkan, dan melembabkannya sebelum masuk ke paru-paru.
2. Faring adalah pangkal kerongkongan yang berbatasan langsung dengan laring yang dilengkapi katup pangkal tenggorokan.
3. Trakea, terdapat pada leher bagian depan, di belakangnya terdapat kerongkongan. Trakea berbentuk pita yang dibentuk oleh cincin-cincin rawan yang permukaan dalamnya dilapisi selaput lendir yang sel-selnya berambut getar yang berfungsi menolak debu dan benda-benda asing lainnya dari luar dengan cara batuk atau bersin tiba-tiba.
4. Bronkus adalah percabangan dari batang tenggorokan ke kiri dan ke kanan masing-masing menuju ke paru-paru.
5. Bronkiolus merupakan percabangan dari bronkus yang berada dalam paru-paru.
6. Alveolus mengandung kapiler darah. Disinilah oksigen berdifusi ke dalam kapiler darah dan diikat oleh hemoglobin yang terdapat dalam sel darah merah.
d. Sistem ekskresi
1. Ginjal (ren), sepasang berwarna merah kecoklatan dan terletak pada bagian dasar dari rongga tubuh di sebelah kiri dan kanan dari vertebrata. Pada permukaan ventral dari ren terdapat kelenjar endoktrin yang dapat menghasilkan hormon adrenalin.
2. Ureter merupakan sepasang saluran yang keluar dari tepi lateral dari ginjal tempat urine dan ditampung di dalam kantong urine. Khususnya pada jantan digunakan untuk lewatnya spermatozoa yang dihasilkan testis.
3. Kantong urine (vasica urinaria) mempunyai dinding yang tipis terletak ventral dari rectum dan bermuara di kloaka.
e. Sistem urogenitalia
1. Katak jantan
a. Testis, sepasang bulat telur, berwarna putih kekuningan. Terletak di atas ginjal dan berisi cadangan makanan yang digunakan pada musim kawin. Jaringan ini menghasilkan spermatozoid yang dilindungi oleh selaput nesopehium. Spermatozoa dikeluarkan melalui vena efferensia melalui bagian lateral dan ren.
b. Vena efferensia. Berupa saluran halus dari testis serta melalui nesorchium. Selanjutnya sperma dikeluarkan melalui ren dan bermuara di ductus urospemachitus.
c. Ductus spermachitus, sepasang terletak pada bagian lateral dan ren bermuara di kloaka. Saluran ini menyalurkan spermatozoa dan urine ke kloaka.
d. Vesicula seminalis, merupakan bagian caudal dari ductus urospermachitus serta tempat penyimpanan terakhir dari spermatozoa.
2. Katak betina
a. Ovarium merupakan sepasang kantong yang terdiri dari sel-sel telur dan bila banyak akan menutupi seluruh bagian abdomen serta dilindungi oleh selaput tipis nesovarium yang dengan bantuan gerakan silia serta otot abdomen telur, telur tersebut didorong ke depan menuju osteum tubae yang terletak di kiri dan kanan dan merupakan pangkal dari saluran telur.
b. Saluran telur, sepasang berliku-liku dan berwarna putih telur yang masak dan masuk ke oviduk, dan sebelum bermuara di kloaka akan masuk ke ovisoe (uterus).
c. Uterus merupakan tempat penyimpanan sementara sel telur sebelum keluar dari tubuh karena fertilisasi.
d. Badan-badan lemak (corvus adivasum) menyerupai daun berwarna kekuningan yang terletak di atas ginjal dan berisi cadangan makanan yang digunakan musim kawin.
Sistem reproduksi pada amphibi, pembuahannya terjadi secara eksternal, artinya penyatuan gamet jantan dan gamet betina terjadi di luar tubuh. Pada pembuahan eksternal biasanya dibentuk ovum dalam jumlah besar, karena kemungkinan terjadinya fertilisasi lebih keciil dari pada pembuahan secara internal. Katak jantan akan melekat di punggung betinanya dan memeluk erat ketiak si betinanya dari belakang. Sambil berenang di air, kaki belakang katak jantan akan memijat perut katak betina dan merangsang pengeluaran telur. Pada saat bersamaan katak jantan akan melepaskan spermanya ke air, sehingga bisa membuahi telur-telur yang dikeluarkan si betina. Telur tersebut berkembang menjadi larva dan mencari nutrisi yang dibutuhkan dari lingkungannya, kemudian berkembang menjadi dewasa dengan bentuk tubuh yang memungkinkannya hidup di darat, sebuah proses yang dikenal metamorfosis.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Katak sawah (Rana cancarivora) merupakan salah satu hewan vertebrata yang memiliki organ tubuh sudah lengkap. Organ yang berperan dalam sistem pencernaan katak antara lain : mulut (Rima oris), rongga mulut (Cavum oris), esofagus (kerongkongan), hati (hevar), lambung (gaster), usus halus, usus besar, Vesica valea, pankreas, dan kloaka. Sistem peredaran darah pada katak adalah sistem peredaran darah ganda dan tertutup. Organ-organnya yang berperan yaitu jantung dengan dua serambi dan satu bilik. Katak bernapas sengan kulit dan paru-paru. Organ yang berperan sebagai organ urogenitalia pada katak jantan adalah testis ada sepasang, dan pada betina adalah ovarium ada sepasang. Masing-masing organ memiliki warna tersendiri yang membedakannya dengan organ lain. Organ-organ katak saling berdekatan satu sama lain dan memiliki fungsi tersendiri.
B. Saran
1. Untuk laboratorium
Sebaiknya di laboratorium, alat-alat dan bahannya harus lengkap agar praktikum berjalan dengan lancar. Selain itu, kebersihan laboratorium harus dijaga.
2. Untuk asisten
Sebaiknya asisten mendampingi kelompok yang kurang memahami percobaan yang dipraktikumkan.
3. Untuk praktikum
Pada praktikum ini, diperlukan ketelitian mata dalam melihat hasil pengamatan dan kelincahan kita dalam mengoperasikan alat, selain itu perlu adanya perhatian dalam masalah kebersihan lab maupun sarana dan prasarananya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonima. 2010. Sistem Reproduksi Katak.www.google.com. Diakses pada tanggal Desember 2010.
Anonimb. 2010. Katak dan Katak.www.google.com. Diakses pada tanggal 01 Desember 2010.
Jasin. Maskoen. 1992. Zoologi Vertebrata untuk Perguruan Tinggi. Surabaya: Sinar Wijaya.
Kimball, J.W. 1991. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Radiopoertro. 1996. Zoologi. Jakarta: Erlangga.
Saktiono. 1989. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Tim Pengajar. 2010. Penuntun Praktikum Biologi Dasar. Makassar: Jurusan Biologi
FMIPA UNM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar