Welcome To My Blog

thanks dah Coba bwat Open and Sharing dgn Blog Ini, moga bermanfaat,,,,,
if ada problem baca profil adja,,, OOOO....CCC

Rabu, 16 Februari 2011

Pengaruh Suhu Terhadap Aktifitas Enzim


HALAMAN PENGESAHAN
          Laporan Lengkap Praktikum Biologi Dasar dengan Judul Praktikum “Pengaruh Suhu Terhadap Aktifitas Enzim” disusun oleh :
          Nama                        :   
          NIM                         :   
          Kelas/Kelompok      :   
          Jurusan                     :   
telah diperiksa secara seksama oleh Asisten dan Koordinator Asisten maka dinyatakan di terima.

                                                                                        Makassar,     Desember 2010
               Koordinator Asisten                                                   Asisten



            M.RISWAN RAMLI                                       A. ZULHAMDI H.
            NIM. 081404038                                               NIM. 061404029


                                               Dosen Penanggung Jawab



Dr.A.Mu’nisa ,S.Si.M.Si
NIP. 1972082 6199802 2 001









BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Enzim merupakan struktur protein yang berfungsi mengganti energy aktivitas dalam tubuh makhluk hidup. Enzim strukturnya tersusun atas protein yang mempunyai bentuk (konformasi) tertentu, atau bisa disebut dengan struktur tersier, dengan struktur tersebut enzim mampu bekerja sebagai energy aktifitas pada suatu reaksi yang bekerja jauh lebih efektif daripada energy aktifitas biasa. Dengan menggunakan enzim, energy aktifitas lebih rendah sehingga laju reaksi lebih cepat. Kekhasan kerja enzim lainnya ialah selama bereaksi enzim tidak ikut bereaksi.
Senyawa yang akan direaksikan oleh enzim disebut subtrat, sedangkan hasil reaksi disebut produk. Ketika enzim mereaksikan suatu senyawa(subtrat) maka akan terbentuk kompleks subtrat enzim dan kemudian akan dihasilkan subtrat dan enzim.
Sebagai bokatalisator, enzim mempunyai keistimewaan dalam sifat yaitu sebagai berikut :
a.    Spesifik terhadap subtrat,maksudnya enzim suatu enzim yang bekerja mengkatalisis suatu subtrat tidak dapat mengkatalisis reaksi yang lain.
b.    Tidak ikut bereaksi, meskipun suatu enzim mempercepat reaksi, tetapi setelah mengubah subtrat menjadi produk maka struktur enzim tidak berubah dan dapat mengkatalisis reaksi sejenis terhadap subtrat yang lain.
Enzim dapat ditemukan baik pada hewan maupun pada tumbuhan. Salah satu enzim tersebut adalah enzim amilase yang terdapat pada tumbuhan. Nama lain dari amilase ialah diastase. Enzim tersebut dapat menghidrolisis amilum menjadi gula. Amilase dihasilkan oleh daun atau biji yang sedang berkecambah, karena hal itulah maka percobaan “Pengaruh pH terhadap aktivitas enzim” ini dilakukan untuk membuktikan pengaruh pH terhadap aktivitas enzim amilase itu sendiri.
B.     Tujuan Praktikum
Membuktikan pengaruh pH terhadap aktifitas enzim amilase.
C.    Manfaat praktikum
Dengan adanya praktikum ini, maka praktikan dapat membuktikan pengaruh pH terhadap aktifitas enzim amilase.































BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia organik. Molekul awal yang disebut substrat akan dipercepat perubahannya menjadi molekul lain yang disebut produk. Jenis produk yang akan dihasilkan bergantung pada suatu kondisi/zat, yang disebut promoter. Semua proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat berlangsung dengan cukup cepat dalam suatu arah lintasan metabolisme yang ditentukan oleh hormon sebagai promoter Sebagai contoh reaksi enzim :
X + C → XC (1)                                   XYCCZ (3)
Y + XC → XYC (2)                               CZ → C + Z (4)
                                                            (Anonim, 2010)
Enzim dapat di temukan baik di hewan maupun tumbuhan. Salah satu enzim yang terdapat pada tumbuhan adalah enzin amilase. Nama lain dari amilase adalah Diastate. Enzim tersebut dapat menghidrolisis amilum jadi gula. Amilase dihasilkan oleh ole daun atau biji yang sedang berkecamba. Aktifitas amilase dipengaruhi oleh bahan-bahan anorganik, suhu, dan cahaya. pH optimum dari amilase menurut Hopkins, cole, dan green (Miller, 1938) adalah 4,5 -  4,7 (Tim pengajar, 2010).
Banyak enzim yang telah dinamakan dengan menambah akhiran ase, kepada nama subtratnya. Jadi, urease mengkatalis hidrolisis urea, dan arginase mengkatalis hidrolisis arginin tetapi banyak enzim yang dinamakan dengan tidak menerangkan subtrtnya seperti pepsin dan tripsin. Juga pada hakekatnya satu enzim yang sama dikenal dua atau lebih nama, atau bahwa dua enzim yang berbeda telah di berikan nama yang sama. Karena itu, dan karen hal-hal lain yang masih juga dengan terus meningkatnya jumlah enzim yang di temukan, suatu dasar penemuan dan penggolongan enzim sistematis telah di kemukakan oleh persetujuan internasional. Sistem ini menempatkan semua enzim dalam enam kelas utama (Lehinger, 1982).
Enzim pertama kali dikenal sebagai protein oleh Summer pada tahun 1926 yang telah berhasil mengisolasi uerase dari kata”pedang” (Jack Been). Urease adalah enzim yang dapat megurangi urea menjadi CO2 dan NH3. Fungsi suatu enzim ialah sebagai sebuah katalis oleh proses biokimia yang terjadi dalam sel maupun diluar sel. Suatu enzim dapat mempercepat reaksi 108 sampai 1010 kali lebih cepat daripada apabila reaksi tersebut dilakukan tanpa katalis (Poedjiadi,1994).
Kebanyakan enzim memerlukan komponen lain untuk aktifitasnya. Komponen ini biasanya disebut kofaktor. Kofaktor dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu gugs prostatic, koenzim, dan aktivator metal (Girinda,1990).
Konformasi enzim sangat penting karena dapat menentukan aktifitas dari enzim itu sendiri. Salah satu faktor yang berpengaruh pada enzim atau protein adalah keasaman atau pH. Enzim mempunyai aktifitas paling besar pada pH optimumnya. Perubahan pH dapat menyebabkan aktivitas enzim menurun atau hilang sama sekali. Hal ini disebabkan karena terjadinya perubahan konformasi akibat pecahnya ikatan ion dari gugus tertentu (Rauf, 2005).
Enzim dikatakan sebagai suatu kelompok protein yang berperan dalam aktivitas biologis. Enzim ini berfungsi sebagai katalisator dalam sel dan sifatnya sangat khas. Dalam jumlah yang sangat kecil, enzim dapat mengatur reaksi tertentu sehingga dalam keadaan normal tidak terjadi penyimpangan hasil reaksinya. Enzim akan kehilangan aktivitasnya karena panas, asam dan basa kuat, pelarut organik atau apa saja yang bisa menyebabkan apakah protein itu. Enzim dinyatakan mempunyai sifat yang sangat khas karena hanya bekerja pada substrat tertentu (Girinda, 1990)
Menurut Campbell (2006) bahwa enzim memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
a.       Enzim merupakan biokatalisator
Enzim dapat mempercepat reaksi tapi tidak ikut bereaksi. Hal ini berarti enzim tidak diperlukan jumlah banyak. Dalam jumlah sedikit saja enzim telah dapat menyelenggarakan suatu perubahan yang beribu-ribu kali lebih berat dari melekulnya sendiri.
b.      Enzim bekerja secara spesifik
c.       Enzim berupa koloid
d.      Enzim dapat bereaksi dengan subtract asam maupun basa.
e.       Enzim bersifat termolabil atau tidak  panas.
f.       Enzim bekerja bersifat bolak-balik(irreversible)
Selama enzim memiliki sifat-sifat di atas, enzim juga di pengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:
a.       Suhu(tempratur) yaitu semakin tinggi suhu semakin besar aktifitas enzim .
b.      pH derajat keasaman) yaitu pH optimum enzim dapat bersifat basa atau asam.
c.       Konsentrasi enzim dan subtract yaitu berbanding lurus dengan kecepatan reaksi.
d.      Zat-zat penggiat (aktifator) yaitu garam-garam yang mengandung taksa (Hg) dan sianida (Cn) dapat menghambat kerja enzim.
Menurut Meyes(1987), setiap enzim mengakatalisis sedikit reaksi (sering terjadi dalam suatu reaksi kimia saja). Jadi, enzim merupakan biokatalisator untuk setiap reaksi spesifik. Enzim dalam fungsi biologisnya sebagai katalisator dapat dibedakan menjadi :
a.       Biokatalisator yang hanya terdiri dari protein sederhana
b.      Biokatalisator yang bekerja sama dengan pendampingnya.
c.       Bioktalisator yang terdiri dari protein majemuk, yaitu suatu protein yang berkaitan erat dengan senyawa sederhana dan merupakan suatu kesatuan yang utuh. Bagian non protein ini disebut gugus prostestik.
Menurut Sugiti (1996), pengaruh pH terhadap aktiviitas enzim adalah akan menyebabkan hal-hal berikut :
a.       Perubahan posisi kesetimbangan reaksi.
b.      Perubahan keadaan ionisasi rantai samping asam amino dalam enzim.
Menurut Sasmitamiharja(1996), komponen enzim ada tiga yaitu:
a.       Kafaktor
b.      Koenzim
c.       Prostestik
Menurut Poedjiadi (1994), faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim:
d.      Konsentrasi enzimPada suatu konsentrasi substrat tertentu, kecepatan reaksi bertambah dengan bertambahnya konsentrasi enzim.
e.       Konsentrasi substrat. Dengan konsentrasi enzim yang tetap, perubahan substrat akan menambah kecepatan reaksi.
f.       Suhu. Kenaikan suhu dapat menyebabkan denaturasi, sehingga bagian aktifnya terganggu, akibatnya konsentrasi spesifik enzim berkurang dan kecepatan reaksinya turun.
g.      Penagruh pH. Struktur ion enzim tergantung pada pH lingkungannya, enzim dapat terbentuk ion(+) atau (-) atau bermuatan ganda (switter ion). pH dapat menyebabkan proses denaturasi yang dapat mengakibatkan menurunnya aktivitas enzim.
h.      Pengaruh inhibitor. Dapat berupa hambatan inversibelyang disebabkan oleh terjadinya estruksi atau modifikasi sebuah gugus fungsi atau lebih, yang terdapat pada molekul enzim. Hambatan reversibel dapat berupa hambatan bersaing dan tak bersaing.




BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A.    Waktu dan Tempat
Hari/tanggal            : Rabu/ 8 Desember 2010
Waktu                     : Pukul 13.20 s.d 15.20 Wita
Tempat                    : Laboratorium Biologi FMIPA UNM Makassar lantai III.
B.     Alat dan Bahan
1.      Alat :
a.       Tabung reaksi 10 buah
b.      Pipet tetes
c.       Rak tabung reaksi
d.      Lampu spiritus
e.       Penjepit tabung
f.       Gelas ukur 10 ml
g.      Kertas label
2.      Bahan :
a.       Ekstrak kacang hijau
b.      Larutan amilum
c.       Larutan F.A dan F.B
d.      Larutan HCL 1N
e.       Larutan NaOH 1N
f.       Kertas pH
g.      Korek Api
C.    Prosedur Kerja
1.      Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2.      Tabung Ia,Ib, dan Ic diisi amilum dan selanjutnya ditambahkan ekstrak. Kemudian cek pHnya.. Menambahkan Fehlin A dan B setelah itu cek pHnya lalu amati warnanya sebagai warna awal. Kemudian dipanaskan dengan masing-masing tabung Ia setelah selama 5 menit, tabung Ib selama 10 menit dan tabung Ic selama 15 menit. Kemudian amati warnanya.
3.      Tabung Ia,Ib, dan Ic diisi amilum dan ekstrak, kemudian menambahkan 2 tetes HCl. Kemudian cek pHnya. Menambahkan Fehlin A dan B setelah itu cek pHnya lalu amati warnanya sebagai warna awal. Kemudian dipanaskan dengan masing-masing tabung IIa setelah selama 5 menit, tabung IIb selama 10 menit dan tabung IIc selama 15 menit. Kemudian amati warnanya.
4.      Tabung Ia,Ib, dan Ic diisi amilum dan ekstrak, kemudian menambahkan 2 tetes NaOH. Kemudian cek pHnya. Menambahkan Fehlin A dan B setelah itu cek pHnya lalu amati warnanya sebagai warna awal. Kemudian dipanaskan dengan masing-masing tabung IIIa setelah selama 5 menit, tabung IIIb selama 10 menit dan tabung IIIc selama 15 menit. Kemudian amati warnanya.
5.      Tabung IV diisi amilum. Setelah itu ditambahkan fehlin A dan B. kemudian mengamati perubahan warna yang terjadi.
6.      Membandingkan perubahan warna yang terjadi dari tabung I,II,III, dan IV. kemudian membuat tabel dan menarik kesimpulan.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil Pengamatan
NO.TABUNG
pH
PERUBAHAN YANG TERJADI
I
5
a. Biru Keabu-abuan
Hijau Kahitaman
b. Biru Keabu-abuan
Biru Kehitaman
c. Biru Keabu-abuan
Merah Bata
II
2
a. Hijau Tua
Hijau Daun (lumut)
b. Hijau
Hijau Lumut
c. Biru Keunguan
Merah Bata
III
6
a. Hijau
Hijau Taikuda
b. Biru Tua
Hijau Kecoklatan
c. Biru Tua
Hijau Taikuda
IV

Biru Tua
Biru Tua

B.     Pembahasan

1.      Tabung I
           Pada tabung I dibagi dalam tiga buah tabung reaksi yang berisi amilum lalu ditambahkan ekstrak sehingga diperoleh pH 5. Mula-mula ketiga tabung berwarna Biru keabu-abuan setelah ditambah Fehlin A dan B namun setelah dipanaskan warna tabung Ia hijau kehitaman,Ib biru kehitaman dan Ic merah bata. Hal ini membuktikan adanya amilum dalam tabung.
2.      Tabung II
Pada tabung II dibagi dalam tiga buah tabung reaksi yang berisi amilum lalu ditambahkan ekstrak sehingga pHnya menjadi 2. Kemudian tambahkan HCL. Setelah ditambahkan fehlin A  dan B warna tabung IIa Hijau tua, IIb hijau dan IIc biru keunguan. Setelah  dipanaskan warnanya berubah menjadi tabung IIa Hijau daun (lumut), IIb hijau lumut dan IIc merah baata. Hal ini membuktikan adanya amilum dalam tabung.
3.      Tabung III
Pada tabung III dibagi dalam tiga buah tabung reaksi yang berisi amilum lalu ditambahkan ekstrak sehingga pHnya menjadi 2. Kemudian tambahkan NaOH. Setelah ditambahkan fehlin A  dan B warna tabung IIIa Hijau, IIIb biru tua dan IIIc biru tua. Setelah  dipanaskan warnanya berubah menjadi tabung IIIa, IIIb hijau kecoklatan dan IIIc Hijau taikuda. Hal ini membuktikan adanya amilum dalam tabung.
4.      Tabung IV
Pada tabung IV yang berisi amilum ditambahkan dengan fehlin A dan B, warna awal tabung adalah biru tua, dan tidak ada perubahan walaupun setelah dipanaskan. Hal ini menandakan bahwa tidak adanya aktifitas enzim dalam tabung reaksi.
            Banyak faktor yang mempengaruhi laju reaksi suatu enzim. Di antaranya yang paling penting adalah konsentrasi- konsentrasi substrat dan enzim. Beberapa faktor utama yang lain adalah suhu, pH, kekuatan ionik, dan adanya inhibitor.Sesungguhnya segala sesuatu yang mempengaruhi sruktur tersier protein enzim akan mempengaruhi laju reaksi enzim.
            Pada percobaan kali ini digunakan bahan seperti amilum, ekstrak kecambah, HCl, NaOH, serta fehling A dan B. Amilum merupakan suatu senyawa organik yang tersebar luas pada kandungan tanaman. Amilum dihasilkan dari dalam daun-daun  hijau sebagai wujud penyimpangan sementara dari produk fotosintesis. Amilum digunakan sebagai bahan penyusun dalam serbuk awur dan sebagai bahan pembantu dalam pembuatan sediaan farmasi yang meliputi bahan pengisian tablet, bahan pengikat, dan bahan penghancur. sedangkan HCl itu berfungsi untuk memberi tanda bahwa larutan bersifat asam. Kemudian NaOH berfungsi sebagai tanda bahwa larutan bersifat basa. Serta fehling A dan B untuk menentukan bahan atau larutan mengandung amilum dan kadar glukosa juga untuk menandai enzim bekerja optimal atau tidak ditandai dengan perubahan warna.















BAB V
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan maka dapat disimpulkan pengaruh pH terhadap aktifitas enzim sangat besar. Enzim tidak dapat bekerja dalam pH yang terlalu rendah(suasana asam) dan pH terlalu tinggi(suasana basa). Enzim dapat bekerja apabila pH dalam keadaan normal dan suhu normal. Enzim tidak dapat bekerja pada suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah. Menurut Hopkins dan Green pH optimum dari enzim amilase adalah 4,5 – 4,7.
B.     Saran
1.      Untuk Laboratorium
      Sebaiknya sarana dan prasarana yang diperlukan oleh mahasiswa dalam praktikum telah tersedia dalam laboratorium.
2.      Untuk Asisten
      Sebaiknya asisten dapat memberi contoh terlebih dahulu dalam menggunakan alat praktikum agar praktikan tidak membuat kesalahan dalam praktikum tersebut.
3.      Untuk Praktikan
      Sebaiknya dalam melaksanakan praktikum hendaknya para praktikan memenuhi segala peraturan dan tata tertib yang telah ditetapkan., serta berhati-hati dalam menggunakan alat agar alat praktikum tidak jatuh dan pecah serta pratikum dapat berjalan lancar.







DAFTAR PUSTAKA


Anonim.2010.Enzim. http://id.wikipedia.org//. Diakses tanggal 10 Desember 2010

Campbell, . 2004. BIOLOGI edisi kelima Jilid III. Jakarta : Erlangga

Girindra,A.1990. Biokimia. Jakarta:Gramedia

Lehinger,A. 1982. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : Erlangga

Poedjiadi,A. 1994. Dasar-dasar Biokimia I. Jakarta : UI-Press

Rauf. 2005. Penuntun Praktikum Biokimia. Makassar : Universitas Hasanuddin

Sasmitomiharja.1996. Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : Erlangga

Sugiti. 1996. Enzim. Jakarta : Erlangga

Tim Pengajar. 2010. Penuntun Praktikum Biologi Umum. Makassar : Jurusan Biologi FMIPA UNM






















LAMPIRAN
JAWABAN PERTANYAAN
1.      Apa guna larutan fehling A dan B dan JKJ ?
Fungsi larutan fehling A dan fehling B yaitu sebagai larutan atau indicator untuk membuktikan adanya kandungan glukosa di dalam larutan percobaan.
Fungsi JKJ yaitu sebagai larutan atau indicator untuk membuktikan adanya kandungan protein di dalam larutan percobaan.

2.      Mengapa pada ekstrak enzim dari biji perlu di centrifuge ?
Ekstrak enzim dari biji perlu dicentrifuge agar diperoleh cairan supernatan yang lebih murni dari sebelumnya karena centrifuge dalam pemutarannya berfungsi untuk mengendapkan serat-serat atau kotoran-kotoran dari cairan yang merupakan cairan supernatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar