BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Praktikum
Dalam kehidupan sehari-hari setiap kita melakukan aktivitas pasti berhubungan dengan lingkungan baik itu dalam bekerja, bermain, rekreasi, dll, hal ini menunjukan bahwa kita tidak bisa lepas dari lingkungan karena ketergantungan hidup kita berasal dari lingkungan. Lingkungan terdiri dari lingkungan darat, perairan, dan udara, jika manusia bersifat semena-mena terhadap lingkunga bisa menyebabkan lingkungan tersebut tercemar. Contoh dari pencemaran darat adalah seperti pencemaran sampah yang menumpuk disetiap daerah, contoh pencemaran dari perairan seperti yang kita lihat sampah yang dibuang di sungai sehinggah menyebabkan air menjadi berbau busuk dan kalihatan keruh, contoh pencemaran dari udara yaitu gas-gas dari hasil industri maupun gas yang dikeluarkan oleh knalpot kendaraan ke udara. Pencemaran ini dapat merugikan manusia sendiri seperti terjadinya bencana alam berupa banjir, longsor maupun keadaan iklim yang berubah.
Kerusakan lingkungan yang banyak terjadi yang sering kita lihat dengan mata kepala kita sendiri yakni pada kerusakan hutan penyebab dari ini adalah karena tempat tersebut akan dijadikan pemukiman maupun lahan untuk bercocok tanam serta kegiatan industri. Karena jumlah penduduk yang semakin tahun semakin banyak maka tidak bisa dihindari lagi bahwa hutan akan semakin sempit hal ini bisa membahayakan daerah tersebut apalagi jika tempat itu rawan hujan maka tidak ada lagi yang menyerap air tersebut sehinggah menyebabkan tanah terkikis. Kerusakan lingkungan yang terjadi dapat ditanggulangi dengan adanya kesadaran masing-masing pada diri manusia bahwa sahnya mereka diciptakan sebagai pemimpin baik itu sesamanya maupun lingkungan. Penanggulanan kerusakan linkungan sudah dilakukan oleh pemerintah utamanya di propinsi sulawesi selatan.
Untuk membuktikan semua permasalahan-permasalahan diatas serta mengetahui sejauh mana sikap manusia terhadap kondisi tersebut maka kami melakukan penelitian didaerah pegunungan yang hutannya masih luas dengan melihat langsung alam didaerah tersebut dan juga mewawancarai masyarakat setempat karena masyarakatlah yang lebih mengetahui daerah mereka.
B.Rumusan Masalah
1.Apakah keadaan bentang alam mempengaruhi kondisi masyarakat setempat?
2.Seperti apakah pengaruh kondisi alam pada daerah pegunugan terhadap mata pencaharian?
3.Seperti apakah pengaruh kondisi alam pada daerah pegunugan terhadap serta kondisi perekonomian masyarakat ?
4.Bagaimana bentang alam mempengaruhi rutinitas masyarakat ?
C.Tujuan Praktikum
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.Mengetahui pengaruh iklim alam terhadap kondisi masyarakat setempat.
2.Mengetahui pengaruh kondisi alam pada daerah pegunugan terhadap mata pencaharian.
3.Mengetahui pengaruh kondisi alam pada daerah pegunugan terhadap kondisi perekonomian masyarakat.
4.Mengetahui pengaruh iklim terhadap rutinitas masyarakat.
D.Manfaat Praktikum
Berdasarkan tujuan di atas, maka manfaat yang hendak dicapai dalam praktikum ini adalah mahasiswa mampu :
1.Mengetahui pengaruh bentang alam mempengaruhi kondisi masyarakat setempat.
2.Mengetahui pengaruh kondisi alam pada daerah pegunugan terhadap mata pencaharian.
3.Mengetahui pengaruh kondisi alam pada daerah pegunugan terhadap serta kondisi perekonomian masyarakat.
4.Mengetahui bentang alam mempengaruhi rutinitas masyarakat.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.Pengertian Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan mahkluk hidup termasuk manusia dan prilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahtraan manusia serta mahkluk lain (UU RI No. 23 tahun 1997). Di dalam lingkungan hidup dapat kita jumpai benda dan daya yang memungkinkan manusia dean mahkluk hidup lainnya dapat hidup dan berkembang biak. Benda dan daya ini biasanya dikelompokkan dalam komponen fisik dari lingkungan hidup atau biasa disebut juga sebagai komponen biotik, seperti batuan, benda-benda tambang, tanah, dan lahan air, udara dan berbagai zat, termasuk iklim, cuaca dan sebagainya. Mahkluk hidup yang terdi satwa dan tumbuh-tumbuhan termasuk ke dalam komponen biotik sedangkan mahkluk yang berupa manusia termasuk dalam komponen sosial, ekonomi dan budaya serta kesehatan masyarakat atau biasa disebut sebagai komponen kultur (culture).
B. Hubungan Lingkungan dengan Organisme
Lingkungan merupakan ruang tiga dimensi, di dalam dimana oganisme merupakan salah satu bagiannya. Setiap bentuk dari organisme atau bagiannya memungkinkan organisme itu hidup pada keadaan lingkungan hidup tertentu disebut adaptasi. Adaptasi dimungkinkan oleh faktor-faktor keturunan atau gen. Gen itu menentukan sifat potensial induvidu organisme, masing-masing gen memerlukan keadaan lingkungan tertentu untuk dapat bekerja. Makin beranekaragam keadaan lingkungan makin beranekaragam sifat makhluk hidup.
Organisme dan lingkungan terjalin hubungan yang erat dan bersifat timbal-balik. Disamping itu ada persyaratn dalam mengatur kehidupan organisme yaitu :
1.Lingkungan itu harus dapat mencukupi kebutuhan minimum dari kehidupan.
2.Lingkungan itu tidak mempengaruhi hal yang bertentangan dengan kehidupan organisme.
Banyak persyaratan dari organisme terhadap lingkungan agar mereka dapat hidup terus. Suatu perkembangan terjadi selama masa evolusi. Adanya seleksi alam, misalnya terhadap telur-telur ikan yang beribu-ribu itu dari ikan induknya, namun yang dapat hidup terus hingga dewasa hanya beberapa ekor saja.
A.Tanah
1.Defenisi tanah
Tanah adalah akumulasi tubuh alam bebas, menduduki sebagian besar permukaan planet bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman, dan memiliki sifat sebbagai akibat pengaruh iklim dan jazad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam keadaan relief tertentu selama jangka waktu tertentu pula.
2.Jenis-jenis tanah
Iklim tropika basah menyebabkan pelapukan dan perkembangan tanah berlangsung intensifmembentuk jenis tanah yang berusia lanjut, seperti latosol. Kegiatan vulkanik menjadikan topografi berbukit-bukit dan sering terjadi peremajaan tanah membentuk jenis tanah muda, seperti regosol. Keadaan lingkungan setempat membentuk jenis tanah yang seharusnya hanya terdapat di daerah iklim sedang, seperti podzol, demikian juga jenis tanah yang terdapat dimana-mana, seperti organosol. Masing-masing jenis tanah secara singkat dapat diterangkan sebagai berikut :
a)Jenis tanah organik
Jenis tanah ini mengandung bahan organik sedemikian banyaknya, sehingga tidak mengalami perkembangan profil ke arah terbentunya horison-horison yang berbeda, berwarna coklat kelam sampai hitam, berkadar air tinggi dan bereaksi asam (pH 3-5).
b)Tanah tanpa defernsiasi horison
Golongan tanah ini belum mengalami deferensiasi profil membentuk horison, sehingga masih dianggap lapisan. Ke dalam golongan ini dapat dibedakan tiga jenis tanah antara lain :
Litosol
Tanah Aluvial
Regosol
c)Tanah merah
Khusus mengenai tanah merah diuraikan secara singkat oleh Soepraptoharjo (1961) dengan membedakan atas jenis tanah Latosol, Podzolik merah-kuning, mediteran merah-kuning dan lateritik.
d)Grumosol/Vertisol
Ciri-ciri tanah ini sebagai berikut : (1) tekstur lempung, (2) tanpa horison eluvial dan iluvial, (3) struktur lapisan atas granuler, dan lapisan bawah gumpal atau pejal, (4) mengandung kapur, (5) koefisien ekspansi (pemuaian) dan kontraksi (pengkerutan) tinggi jika diubah kadar airnya, (6) sering kali mikroreliefnya gilgai, (7) konsistensi luar biasa liat, (8) bahan ini berkapur dan berlempung, (9) dalam solum rata-rata 75cm, dan (10) warna kelam atau chroma kecil.
B.Arti Penyakit Tanaman bagi Masyarakat
Penyakit tanaman mempunyai arti penting bagi masyarakat karena dapat menimbulkan kerusakan serta kerugian atau pada hasil lahannya. Beberapa contoh penyakit tanaman yang memberikan pengaruh besar kepada masyarak dan umat manusia antara lain adalah :
1). Dalam abad pertengahan sekitar 1000, di Eropa sering timbul penyakit yang menyebabkan kematian pada manusia.penyakit pada manusia ini disebut ergotisme yang menyebabkan jari-jari kaki dan tangan, kadang-kadang hidung dan telinga si penderita menjadi bengkak bahkan dapat menyebabkan ptusnya bagian-bagian tersebut, dan mati.
2). Preristiwa kelaparan pada tahun 1845 yang memb\awa kematian kepada seperempat juta jiwa penduduk irlandia karne kentang rusak total diserang jamur phytophthora infestans.
3). Pada negara yang menghasilkan banyak bahan pangan , penyakit tanaman menjadi masalah penting karena dapat menimbulkan kerugian ekonomi bagi petani sehingga harbga barang-barang menjadi naik.
4). Penyakit tanaman merusak keindahan alam. Misalkan : di Australia, jarah die back disebabkan oleh jamur phytophtora cinnamomi yang menyerang tanaman hutan eucaliptus marginata.
5). Penyakit tanaman dapat membatasi jumlah dan jenis tanaman yang dapat tumbuh di suatu daerah.
6). Penyakit tanaman juga dapat menentukan tipe dari industri pertanian dan tingkat lowongan kerja di suatu daerah.
7). Penyakit tanaman juga berperan memajukan teknologi dengan timbulnya industri baru yang menghasilkan bahan kimia atau mesin yang berguna dalam pemberantasan serta pengendalian penyakit tanaman tersebut.
8). Penyakit tanaman menaikkan anggaran belanja dan pengeluaran negara.
9). Penurunan hasil atau pengurangan populasi persatuan luas yang dapat dipanen.
10). Kerugian ditanggung para petani karena mereka terpaksa menanam varietas tanaman tetapi kurang produktif atau biaya untuk pengendalian hama yang mahal.
E. Akibat Penanaman pada Tanah Pertanian yang Terus Menerus
Bagaimana miskinnya tanah akan unsur-unsur hara atau zat-zat mineral yang sangat diperlukan bagi pertumbuhan pertanaman dan bagaiman rendahnya prokutifitas tanaman jika kesuburan tanah kurang diperhatikan. Kalau kita menyadari akibat dari tanah yang kita manfaatkan terus-mmenerus bagi usaha bertani tanp[a memperhatikan pemeliharaannya, selanjutnya karena ada kesadaran tersebut kita melakukan pemupukan dengan dikira-kira saja, malka pemberian pupuk sevara demikian merupakan perlakuan yang sia-sia saja malah mungkin akan menimbulkan kerusakan yang lebih parah pada keadaan tanahnya.
F. Keadaan Iklim
Iklim demikian berpengaruh terhadap tersedianya air permukaan dan bawah permukaan, terutama unsur-unsurnya yaitu unsur curah hujan, penyinaran matahari, dan kondisi musim sepanjang tahun.
G. Keadaan topografi
Lahan pertanian yang keadaan topografinya berbeda, seperti berbukit tidak beraturabn, berlerenga atupun lahan datar ternyata berpengaruh pula terhadap kebutuhan pengairan. Pada tanah berbukita dan berlereng kebutuhan akan pengairan biasanya lebih besar jika dibandingkan dengan pada tanah pertanian datar, perbedaan ini tentunya sangat berkaitan dengan pengaturan atau penempatan saluran-saluuran pengairannya yang memungkinkan banyaknya kehilangan air, seprti karena perembesan, kebocoran dan kehilangan karena aliran permukaan.
BAB III
METODE PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A. Lokasi Praktikum
Praktikum study lapang ini dilaksanakan di dusun Bontolebang, desa Kenreapia, kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, sekitar 90 km dari kota Makassar
B. Alasan Pemilihan Lokasi
Adapun alas an mengapa kelompok kami mengadakan praktikum pengumpulan data di dusun Bontolebang, desa Kenreapia, kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan adalah disebabkan karena sulitnya mencari daerah yang belum pernah dimasuki oleh anggota Mahasiswa lainnya, guna menghindari kesamaan data.
C. Waktu Pelaksanaan Praktikum
Waktu dan tempat pelaksanaan praktikum ini:
Hari / Tanggal : Sabtu/ 18 Desember 2010
Waktu : Pukul 09.00 s.d 12.00 WITA
Tempat :Dusun Bontolebang, Desa Kanreapia, Kecamatan Tombolopao, Kabupaten Gowa
D. Alat dan Bahan
1.Alat Tulis
2.Kamera
3.Payung dan Jas hujan
E. Tehnik pelaksanaan Praktikum
Tehnik pelaksanaan praktikum dilaksanakan dengan cara datang langsung kerumah responden dan melakukan wawancara khusus.
F. Tehnik pengambilan data, tehnik analisis data
Tehnik pengambilan data yang digunakan adalah mendata langsung serta mencatat tiap jawaban yang diberikan oleh responden lalu menganalisisnya melalui tabel yang telah disediakan yang menyangkut tabulasi penduduk berdasarkan kelompok umur, pekerjaan, tingkat pendidikan, pendapatan, jumlah anggota keluarga, kegiatan social dan budaya yang sering dilakukan oleh masyarakat.
.
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN
A.Hasil Studi Lapang
Tabulasi Data Studi Lapang Kanreapia
Tabel I. Kelompok Umur Responden
Umur
Jumlah
Persentase
Kurang dari 35 tahun
Antara 35-45 tahun
Lebih dari 45 tahun
7 orang
7 orang
6 orang
35%
35%
30%
Jumlah
20 orang
100%
Perhitungan :
Berdasarkan data yang diperoleh didapatkan :
*Jumlah penduduk yang berusia < 35 Tahun sebanyak 7 orang dengan persentase
= Jumlah penduduk yang berumur<35 tahunJumlah keseluruhan responden X 100 % = 720 X 100% = 35 %
*Jumlah penduduk yang berusia 35-45 Tahun sebanyak 7 orang dengan persentase
= Jumlah penduduk yang berumur35-45 tahunJumlah keseluruhan responden X 100 % = 720 X 100% = 35 %
*Jumlah penduduk yang berusia >45 Tahun sebanyak 6 orang dengan persentase
= Jumlah penduduk yang berumur>45 tahunJumlah keseluruhan responden X 100 % = 620 X 100% = 30 %
Tabel II. Pekerjaan Responden
Pekerjaan
Jumlah
Persentase
Tukang (batu, kayu, dll).
Pegawai Negeri Sipil
ABRI/POLRI
Pegawai Swasta
Pedagang
Petani
Dll (Buruh Harian)
-
-
1 orang
2 orang
16 orang
1 orang
-
-
-
5%
10%
80%
5%
Jumlah
20 0rang
100%
Perhitungan:
* Jumlah penduduk yang bekerja sebagai pegawai swasta
= Jumlah penduduk yang bekerja sebagai pegawai swastaJumlah keseluruhan responden X 100% = 120 X 100% = 5 %
* Jumlah penduduk yang bekerja sebagai pedagang
= Jumlah penduduk yang bekerja sebagai pedagangJumlah keseluruhan responden X 100% = 220 X 100% = 10 %
* Jumlah penduduk yang bekerja sebagai petani
= Jumlah penduduk yang bekerja sebagai petaniJumlah keseluruhan responden X 100% = 1620 X 100% = 80 %
* Jumlah penduduk yang bekerja sebagai buruh harian
= Jumlah penduduk yang bekerja sebagai buruh harianJumlah keseluruhan responden X 100% = 120 X 100% = 5 %
Tabel III. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan
Jumlah
Persentase
Tidak tamat SD
Tamat SD
Tidak Tamat SMP/ sederajat
Tamat SMP/ Sederajat
Tamat SMA/ Sederajat
Sarjana Muda
Sarjana
6 orang
12 orang
-
2 orang
-
-
-
30%
60%
-
10%
-
-
-
Jumlah
20 0rang
100%
Perhitungan
* Jumlah penduduk yang tidak tamat SD
= Jumlah penduduk yang tidak tamat SDJumlah keseluruhan responden X 100% = 620 X 100% = 30 %
* Jumlah penduduk yang tidak tamat SD =
= Jumlah penduduk yang tamat SDJumlah keseluruhan responden X 100% = 1220 X 100% = 60 %
* Jumlah penduduk yang tamat SMP =
= Jumlah penduduk yang tamat SMPJumlah keseluruhan responden X 100% = 220 X 100% = 10 %
Tabel IV. Tingkat Pendapatan Responden
Tingkat pendapatan/ bulan
Jumlah
Persentase
Kurang dari Rp. 1.000.000
Antara Rp. 1.000.000-Rp. 2.000.000
Lebih dari Rp. 2.000.000
7 orang
8 orang
5 orang
35%
40%
25%
Jumlah
20 orang
100%
Perhitungan :
* Jumlah penduduk yang berpenghasilan > 1.000.000
= Jumlah penduduk yang berpenghasilan > 1.000.000 Jumlah keseluruhan responden X 100% = 720 X 100% = 35 %
* Jumlah penduduk yang berpenghasilan 1.000.000 – 2.000.000
= Jumlah pendudukberpenghasilan 1.000.000 – 2.000.000 Jumlah keseluruhan responden X 100% = 820 X 100% = 40 %
* Jumlah penduduk yang berpenghasilan > 2.000.000
= Jumlah penduduk yang berpenghasilan > 2.000.000 Jumlah keseluruhan responden X 100% = 520 X 100% = 25 %
Tabel V. Jumlah anggota/ Anak yang dimiliki
Jumlah anggota/ anak yang dimiliki
Jumlah
Persentase
Kurang dari 2 orang
Antara 3-4 orang
Lebih dari 5 orang
0 orang
6 orang
14 orang
0%
30%
70%
Jumlah
20 orang
100%
Perhitungan :
* Jumlah penduduk yang beranggotakan < 2 orang
= Jumlah penduduk yang beranggotakan < 2 orang Jumlah keseluruhan responden X 100% = 020 X 100% = 0 %
* Jumlah penduduk yang beranggotakan 3- 4 orang
=Jumlah penduduk yang beranggotakan 3- 4 orang Jumlah keseluruhan responden X 100% = 620 X 100% = 30 %
* Jumlah penduduk yang beranggotakan >5 orang
=Jumlah penduduk yang beranggotakan >5orang Jumlah keseluruhan responden X 100% = 1420 X 100% = 70 %
Tabel VI. Kegiatan Sosial yang Sering Dilakukan
Kegiatan sosial
Jumlah
Persentase
Rapat-rapat kampong/ desa
Pesta-pesta kawin/ sunatan
Arisan
Dll (kerja bakti)
-
-
-
20 orang
-
-
-
100%
Jumlah
20 orang
100%
Perhitungan :
* Jumlah penduduk yang melaksanakan kerja bakti =
Jumlah penduduk yang melaksanakan kerja bakti Jumlah keseluruhan responden X 100% = 2020 X 100% = 100 %
B.Pembahasan
Praktek lapangan yang diadakan di Desa Kanreapia, Kecamatan Tombolopao, Kabupaten Gowa .Dalam pengenalan lapangan ini,kami para mahasiswa terjung langsung kelokasi resebut untuk melakukan survei kemasyarakat setempat guna mengetahui keadaan lingkungan,iklim,serta hubungan masyarakat dengan lingkungan yang ada di desa tersebut.Kami berinteraksi langsung dengan masyarakat setepat guna mendapatkan data-dat informasi yang berkaitan dengan studi lapangan kami. Jumlah warga yang kami wawancarai sebanyak 20 orang dan hasil yang didapat dari wawancara ini adalah rata-rata pendidikan warga sebagian besar hanya tamat SD berdasarkan wawancara langsung dengan responden ternyata yang menyebabkan rendahnya jenjang pendidikan itu karena beberapa factor diantaranya jarak sekolah yang sangat jauh ditambah lagi kondisi jalan yang rusak, masih minimnya kesadaran orang tua terdahulu akan pentingnya pendidikan sehinggah baru saat inilah mereka menyadari semua itu, kurangnya biaya untuk membiayai uang pendidikan. Dari wawancara kami kami juga memperoleh data bahwa penduduk yang tidak tamat SD tidak pandai membaca hanya mampu berhitung saja, dan yang tamat SD sebagian besar sudah pandai membaca dan berhitung. Perbedaan ini tentu saja mempengaruhi tingkat berfikir mereka utamanya dalam pertanian.
Data lain yang didapat yakni mengenai pekerjaan dimana rata-rata pekerjaan masyarakat didaerah tersebut bergantung pada alam yaitu mereka bercocok tanam dan hanya sebagian dari masyarakat yang bekerja selain itu misalnya tukan kayu, pedagang, dan guru. Dari hasil bercocok tanam banyak masyarakat yang mengeluh masalah keuntungan yang diperoleh karena harga jual dilapangan tidak sesuai dengan harga yang sesungguhnya, hal ini disebabkan karena jauhnya jarak yang ditempuh pembeli sehinggah mereka mengurangi harga beli pada petani, selain itu masyarakat juga mengeluh masalah pertanian disebabakan karena kondisi iklim yang merugikan masyrakat utamanya pada musim hujan karena pada musim ini banyak tanaman yang rusak.
Kondisi jalan pada daerah bisa dikatakan kurang memadai khususnya pada daerah lorong, namun kata seorang warga bahwa pemerintah selalu memperhatikan jalan ini namun dana tidak memadai dalma perbaikan total, hal yang dilakukan dalam perbaikan jalanan ini hanya bersifat sederhana yakni berupa gotong royong sehinggah jika jalanan bisa dilalui mobil yang berdampak baik pada petani dimana petani tidak membawa lagi hasil cocok tanamnya keluar tetapi pembeli yang masuk langsung kepada petani. Jika dilihat pada lingkungan ladang terluihat sekali pemandangan yang sangat indah dari kondisi lingkungan yang penuh dengan tanaman yang teratur serta sengkedang yang tampak jelas pada lading-ladang petani. Kondisi lingkungan seperti ini sehinggah sering orang dari luar masuk untuk melihat daerah tersebut dan ini bisa menjadi dorongan untuk pemerintah agar memperhatikan lingkungan daerah tersebut menjadi lebih baik lagi.
Kondisi lingkungan didaerah tersebut masih diperhatikan oleh masyarakat dan juga pemerintah seperti membuat aturan mengenai penebangan liar dan pada aturan itu juga dikatakan bahwa jika mau membuat bangunan dari kayu maka pohon kayu ditanam bertahun tahun sebelum ditebang itupun jika mau menanam pohon harus ada izin dari pemerintah. Daerah ini merupakan daerah yang masyarakatnya sebagian besar bercocok tani. Hal ini menyebabkan hutan dahulu yang lebat sekarang sudah gundul, namun masyarakat mengerti mengenai hal ini sehinggah mereka menanam tanama berupa rumput-rumput yang berfunsi menyerap air bila musim hujan sehinggah bencana longsor dapat dikendalikan.
Dilihat dari kondisi air mereka memperroleh air itu berasal dari sungai yang dialirkan melalui pipa ke masing-masing rumah warga, dan menurut warga air yang didapat itu bersih dan tidak pernah gara-gara air ini masyarakat menjadi sakit seperti pada daerah lain yang airnya tercemar. Hal lain sampah yang dibuang masyarakat umumnya dibuatkan lubang kemudian jika sudah penuh maka akan ditutup, dan ada juga yang langsungmembuang dibelakang rumah saja tanpa mnggali lubang kondisi sampah ini sangat membahayakan jika sudah menumpuk karena menghasilkan pencemaran yang menyebabkan timbulnya berbagai macam wabah penyakit.
Daerah Kanreapia ini memiliki suhu yang sangat dingin sehinggah banyak masyarakat yang menghentikan aktivitasnya pada sore hari sekitar setengah lima, karena kondisi ini juga kebanyakan dari pohon besarnya adalah pohon pinus dan tanaman yang ditanaman petani berupa tanaman yang tahan terhadap suhu tersebut. dan jika dilihat dari segi kebiasaan masyarakat jarang sekali adnya perkumpulan-perkumpulan seperti masyarakat pada umumnya didaerah lain, hal ini mungkin dikarenakan karena suhu yang dingin sehinggah jarang masyarakat yang keluar melakukan hal itu apalagi pada saat malam hari.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan praktek lapangan di Desa Kanreapia Kecamatan Tombolopao Kabupaten Gowa maka kami dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1.Pengaruh iklim alam terhadap kondisi masyarakat adalah pada daerah yang kondisi iklim dengan suhu yang dingin maka masyarakat cenderung melakukan aktivitasnya pada jam-jam 7 pagi dan mereka selalu pulang paling lambat jam 5 sore dan menurut pengamatan saya jarang sekali msyarakat berkumpul-kumpul seperti msyarakat pada umumnya dan juga jarang sekali terlihat msyarakat yang keluar malam.
2.Pada daerah pegunungan rata-rata pekerjaan masyarakat adalah bergantung pada alam yakni bercocok tanam dimana mereka jauh dari daerah perkotaan sehinggah jalan satu-satunya untuk mencari nafka adalah bercocok tanam.
3. Pada daerah pegunungan pekerjaan masyarakat rata-rata adalah bercocok tanam sehingga kondisi perekonomian mereka membaik pada saat tertentu yakni pada saat panen tiba dan sebaliknya kondisi perekonomian mereka memburuk jika masih dalam proses pemeliharaan tanaman.
4.Pada daerah pegunungan khususnya pada Kecamatan Tombolopao Desa Kanreapia memiliki pendidikan yang minim dimana rata-ratanya itu adalah tamat SD, hal ini disebabkan karena kondisi daerah yang jauh dari perkotaan sehinggah jarak sekolah dari tempat tersebut sangat jauh selain itu juga disebabkan karena masih minimnya kesadaran orang tua terrdahulu akan pentingnya pendidikan.
B. Saran
1. Sebaiknya Mahasiswa pada saat praktikum lapangan lebih terampil dalam membuat pertanyaan agar pada saat wawancara lebih banyak informasi yang didapat.
2. Sebaiknya mahasiswa masing-masing memberikan minimal satu pertanyaan pada narasumber pada saat wawancara agar dapat melatih diri dalam hal seperti itu.
3. Sebaiknya asisten lebih memperhatikan mahasiswa bimbingannya agar bisa melakukan praktek lapangan dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar