BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Antony Van Leuwenhoek orang yang pertama kali menggunakan mikroskop walaupun dalam bentuk sederhana pada bidang mikrobiologi. Kemudian pada tahun 1600 Hans dan Z Jansen telah menemukan mikroskop yang lebih maju dengan nama mikroskop ganda. Mikroskop berasal dari kata mikro yang berarti kecil dan scopium (penglihatan). Mikroskop adalah suatu alat yang mempelajari struktur benda-benda yang mampu dilihat oleh kasat mata. Adapun mikroskop yang menggunakan cahaya disebut mikroskop optik, mikroskop tersebut umunya digunakan dilaboratorium sekolah. Ada dua jenis mikroskop, Optik yaitu mikroskop biologi atau monokuler dan mkroskop stereo atau binokuler.
Mikroskop mempunyai komponen yang mudah rusak, seperti lensa dan cermin, komponen-komponen tersebut perlu perlakuan yang baik dan perawatan yang baik pula. Hindari perlakuan-perlakuan yang dapat mengakibatkan kerusakan.
Mikroskop pada prinsipnya terdiri dari dua lensa cembung yaitu sebagai lensa objektif (dekat dengan mata) dan lensa okuler (dekat dengan benda). Baik objektif maupun okuler dirancang untuk perbesaran yang berbeda. Lensa objektif biasanya dipasang pada roda berputar, yang disebut gagang putar. Setiap lensa objektif dapat diputar ke tempat yang sesuai dengan perbesaran yang diinginkan. Sistem lensa objektif memberikan perbesaran mula-mula dan menghasilkan bayangan nyata yang kemudian diproyeksikan ke atas lensa okuler. Bayangan nyata tadi diperbesar oleh okuler untuk menghasilkan bayangan maya yang kita lihat.
Kebanyakkan mikroskop laboratorium dilengkapi dengan tiga lensa objektif : lensa 16 mm, berkekuatan rendah (10 X); lensa 4 mm, berkekuatan kering tinggi (40-45X); dan lensa celup minyak 1,8 mm (97-100X). Objektif celup minyak memberikan perbesaran tertinggi dari ketiganya. Lensa okuler terletak pada ujung atas mikroskop, terdekat dengan mata. Lensa okuler biasanya mempunyai perbesaran: 5X, 10X, 12,5X dan 15X. Lensa okuler terdiri dari lensa plankonveks yaitu lensa kolektif dan lensa mata.
Mikroskop cahaya yang terdiri dari mikroskop monokuler dan mikroskop binokuler yang berfungsi untuk mengamati bagian-bagian dalam sel. Selain dari komponen-komponen yang terdapat pada mikroskop, perlu perawatan dan penjagaan, perlu pula adanya ketelitian dalam menggunakan mikroskop itu sendiri.
B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum tersebut, yaitu :
1. Agar mahasiswa terampil dalam menggunakan mikroskop biologi dengan cepat dan aman untuk melihat sediaan sederhana.
2. Agar mahasiswa mengetahui bagian-bagian mikroskop beserta fungsinya.
C. Manfaat Praktikum
1. Mahasiswa dapat menggunakan mikroskop dengan cepat, aman dan cermat.
2. Praktikan mengetahui bagian – bagian mikroskop
3. Mahasiswa mengetahui macam – macam bentuk sel dalam tumbuhan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Antony Van Leuwenhoek orang yang pertama kali menggunakan mikroskop walaupun dalam bentuk sederhana pada bidang mikrobiologi. Kemudian pada tahun 1600 Hans dan Z Jansen telah menemukan mikroskop yang lebih maju dengan nama mikroskop ganda. Mikroskop berasal dari kata mikro yang berarti kecil dan scopium (penglihatan). Mikroskop adalah suatu benda yang berguna untuk memberikan bayangan yang diperbesar dari benda-benda yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang. Mikroskop terdiri dari beberapa bagian yang memiliki fungsi tersendiri (Purba.M,dkk.1999).
Namun, sekarang ini sudah banyak definisi tentang mikroskop. Tetapi tujuan dari definisi itu sama dengan definisi yang lainnya. Seperti definisi bahwa Mikroskop (bahasa Yunani : micros = kecil dan scopein = melihat) adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata kasar. Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut mikroskopi , dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata (Anonim, 2010).
Dalam waktu 350 tahun yang terakhir kita telah maju dalam hal perlengkapan yang dapat digunakan untuk studi mikroskop organisme. Mikroskop yang digunakan di laboratorium bukan lagi mikroskop sederhana seperti yang dibuat dan digunakan oleh Leeuwenhoek. Tetapi mikroskop yang kita sebut mikroskop majemuk, karena memiliki dua perekat lensa. Satu perangkat terdapat dekat benda yang dipelajari dan area itu disebut objektif. Perangkat yang lain adalah okuler yang dekat dengan mata. Lensa objektif biasanya dipasang pada roda yang berputar, setiap lensa objektif dapat diputar ketempat yang sesuai dengan pembesaran yang kita inginkan (Weesley,V. 1993).
Lensa okuler, merupakan lensa mikroskop yang terdapat dibagian ujung atas tabung, berdekatan dengan mata pengamat. Lensa ini berfungsi untuk memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa objektif. Perbesaran bayangan yang terbentuk berkisar 4-25X lensa kondensor, berfungsi untuk mendukung terciptanya pencahayaan pada objek yang akan difokus, sehingga bila pengaturannya tepat akan diperoleh daya pisah maksimal. Jika daya pisah kurang maksimal, dua benda akan tampak menjadi satu. Perbesaran akan kurang bermanfaat jika daya pisah mikroskop kurang baik (Roger, 1982).
Baik lensa objektif maupun lensa okuler keduanya merupakan lensa cembung. Secara garis besar lensa objektif menghasilkan suatu bayangan sementara yang mempunyai sifat semu, terbalik, dan diperbesar terhadap posisi benda mula-mula, lalu yang menentukan sifat bayangan akhir selanjutnya adalah lensa okuler. Pada mikroskop cahaya, bayangan akhir mempunyai sifat yang sama seperti bayangan sementara, semu, terbalik, dan lebih lagi diperbesar. Pada mikroskop elektron bayangan akhir mempunyai sifat yang sama seperti gambar benda nyata, sejajar, dan diperbesar (Anonim, 2010).
Berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibagi menjadi dua, yaitu, mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. Mikroskop cahaya sendiri dibagi lagi menjadi dua kelompok besar, yaitu berdasarkan kegiatan pengamatan dan kerumitan kegiatan pengamatan yang dilakukan. Berdasarkan kegiatan pengamatannya, mikroskop cahaya dibedakan menjadi mikroskop diseksi untuk mengamati bagian permukaan dan mikroskop monokuler dan binokuler untuk mengamati bagian dalam sel (Anonim, 2010).
Mikroskop yang menggunakan cahaya disebut mikroskop optik, mikroskop ini banyak digunakan dilaboratorium sekolah. Mikroskop optik ini dapat dibedakan menjadi mikroskop biologi atau mikroskop monokuler dan mikrokop stereo atau mikroskop binokuler (Tim Pengajar, 2010).
Mikroskop binokuler atau stereo digunakan untuk pengamatan benda-benda yang tidak terlalu besar, transparan atau tidak, penyinaran diberikan dari atas ataupun dari bawah dengan sinar alam atau lampu. Mikroskop binokuler memiliki dua buah objektif dan okuler, sehingga diperoleh bayangan tiga dimensi dengan pengamatan kedua belah mata. Kekuatan pembesarannya tidak terlalu kuat, umumnya objektif 1X dan 2X serta okuler 10X dan 15X (Tim pengajar, 2010).
Mikroskop biologi digunakan untuk pengamatan benda-benda tipis transparan, penyinaran diberikan dari bawah dengan sinar alam atau lampu. Menurut tim pengajar (2010), mikroskop biologi ini umumnya memiliki lensa objektif dengan kekuatan pembesaran sebagai berikut :
1. Objektif 4X dan okuler 10X, pembesarannya 40X.
2. Objektif 10X dan okuler 10X, pembesarannya 100X.
3. Objektif 40X dan okuler 10X, pembesarannya 400X.
4. Objektif 100X dan okuler 10X, pembesarannya 1000X.
Objektif yang paling kuat pada mikroskop optik adalah 100X yang disebut dengan objektif emersi, disebut demikian karena penggunaannya harus menggunakan minyak emersi dan cara memakainya dengan khusus pula (Tim pengajar, 2010).
Macam atau jenis mikroskop beraneka ragam, dari yang sederhana, untuk keperluan sekolah menegah, sampai dengan yang cukup canggih untuk keperluan penelitian. Ciri utama dari keragamannya antara lain dari mikroskop satu okuler atau monokuler dengan tabung tegak dan miring, penggunaan dua okuler (binokuler) atau tiga (trinokuler), kekuatan lensa yang dipakai, sumber sinar (menggunakan lampu yang terpasang ), bahkan dapat dipasang kamera (kamera dian atau video) pada mikroskop trinokuler dapat disambung kemonitor tv (Wirjosoemarto 2004).
Untuk memahami peranan mikroskop yang sangat diperlukan dalam mempelajari mikrometer, perlu menilai batas hakiki, maka sebagai alat pembesar, ukuran benda yang dapat dilihat dengan mata manusia berbanding langsung dengan sudut benda yang berlawanan dengan mata. Karena itu, jika jaraknya dari mata itu setengahnya, ukuran bentuk yang nampak dua kalinya. Akan tetapi, mata tidak dapat memusatkan pada benda yang jaraknya lebih kecil dari 25 cm. Sebab jarak tersebut merupakan jarak maksimal untuk pembesaran yang efektif (Roger, 1982).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
1. Hari/Tanggal : Rabu, 27 Oktober 2010
2. Waktu : 14.00-16.00 WITA
3. Tempat : Laboratorium Biologi FMIPA UNM lantai III. Jurusan Biologi.
B. Alat dan Bahan
1. Alat yang disediakan oleh laboratorium
a. Mikroskop Biologi
b. Kotak Peralatan berisi :
1. Kaca Benda
2. Kaca Penutup
3. Pipet Tangan
4. Pinset
5. Cawan Petri
2. Alat yang disediakan oleh mahasiswa
a. Pisau Silet baru
b. Kain Planel baru
c. Lap Katun
d. Buku Gambar dan pensil
e. Tusuk gigi
3. Bahan yang disediakan oleh laboratorium
a. Air suling
b. Kertas saring atau kertas hisap
c. Kapas atau Kapuk
4. Bahan yang disediakan oleh mahasiswa
a. Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
b. Daun Waru (Hibiscus tiliaceus)
c. Daun Labu (Cucurbita muschata)
d. Bawang Merah (Alium cepa)
C. Prosedur Kerja
1. Menyiapkan Mikroskop
a. Meletakkan mikroskop di atas meja kerja tepat di hadapan kita.
b. Membersihkan badan mikroskop dengan kain planel. Jangan sekali-kali menggosok lensa dengan kain.
c. Membuka kotak peralatan, mengeluarkan cawan petri yang berisi kaca benda dan kaca penutup. Membersihkan kaca benda dengan kain katun atau kertas saring.
d. Di atas meja kerja hanya ada mikroskop, kotak peralatan dengan isinya, buku penuntun dan catatan, bahan-bahan praktikum. Selainnya disingkirkan pada tempat yang lain yang sudah ditentukan.
2. Mengatur Cahaya ke Dalam Tubus
a. Memperhatikan keadaan ruangan praktikum, darimana arah datangnya cahaya yang lebih terang (dari depan, kiri atau kanan). Mengarahkan cermin mikroskop ke sumber cahaya tersebut. Membuka diafragma atau memutar lempeng pada posisi lubang sedang. Mikroskop yang memiliki kondensor di atur posisinya mendekati meja sediaan dan menggunakan cermin datar. Untuk mikroskop tanpa kondensor menggunakan cermin cekung.
b. Mengatur posisi revolver sehingga lensa objektif paling pendek menghadap ke meja sediaan sampai bunyi klik.
c. Menurunkan tubus sampai jarak ujung objektif dengan meja sediaan 5-10 mm atau tubus tuerun maksimal.
d. Meneropong lewat okuler dengan mata kiri tanpa memicingkan mata kanan (perlu latihan) akan nampak medan bundar putih (medan padang).
Jika terangnya tidak merata, menggerakkan sedikit cermin sampai terangnya merata. Kalau terlalu silau, mempersempit diafragma atau lubang pada lempeng. Jika medan padang masih kabur berarti kurang cahaya yang masuk, membuka diafragma kemudian memasang lubang yang lebih besar pada lempeng .
e. Mikroskop siap di pakai mengamati sediaan.
3. Cara Mengatur Jarak Lensa dengan Sediaan
a. Memutar pengatur kasar atau makrometer ke arah empu jari, tubus turun, jarak objektif dengan meja sediaan mengecil, kemudian melakukan yang sebaliknya. Mikroskop model lain yang tubusnya miring atau tidak bisa naik turun, maka meja sediaan yang bergerak naik turun apabila makometer dan mikrometer diputar.
b. Memasang kaca benda yang berisi sediaan awetan diatas meja sediaan sedemikian rupa sehingga bahan yang diamati berada di tengah lubang meja, menjepit kaca benda dengan sengkeling sehingga tidak goyang.
c. Memperhatikan jarak objektif dengan kaca benda tidak lebih dari 10 mm. Jika jarak itu longgar, tangan kemudian memutar makrometer menurunkan tubus sambil melihat dari samping ujung objektif mendekati kaca benda sampai maksimum 5-10 mm.
d. Meneropong lewat okuler sambil tangan memutar makrometer menaikkan tubus perlahan-lahan. Mengamati medan padang sampai muncul bayangan. Kalau tubus telah diangkat, setengah putaran makrometer belum juga muncul bayangan, berarti terlewatkan. Mengulangi kembali mulai pada bagian.
e. Kalau sudah ada bayangan tapi masih kabur, maka kita meneropong terus sambil memutar mikrometer naik atau turun sampai bayangan tersebut jelas garis atau batasan-batasannya.
f. Memeriksa okuler dan objektif, kemudian menghitung pembesaran bayangan yang kita lihat.
g. Mengeluarkan preparat dari meja sediaan apabila sudah diamatai.
4. Membuat Preparat Sederhana
a. Mengambil kaca benda yang sudah dibersihkan kemudian dipegang serata mungkin.
b. Menetesi air jernih atau air suling satu tetes di tengah-tengah.
c. Mencabut satu serat kapas atau kapuk dengan pinset dan meletakkannya di tengah tetesan air. Untuk bahan daun waru, daun labu, dan daun kembang sepatu menggunakan silet untuk mengambil bagian epidermisnya, dan mengirisnya setipis mungkin. Sedangkan untuk bawang merah, kita mengirisnya setipis mungkin setelah itu meletakkannya di preparat.
d. Tangan yang sebelah memegang kaca penutup antara antara empu jari dengan telunjuk dengan sisi atau pinggir yang berlawanan.
e. Menyentuhkan sisi dengan kaca penutup pada kaca benda dekat tetesan air dengan kemiringan 450 kemudian dilepaskan sehingga tepat menutupi tetesan air. Menyerap kelebihan air yang merembes di tepi kaca dengan kertas saring.
f. Memasang preparat buatan pada meja sediaan dan mengamati seperti langkah 3.b, 3.c, 3.d, dan 3.e.
5. Mengganti Preparat
a. Apabila pengamatan 4.f sudah berhasil, 3.d dan 3.e, bayangan yang nampak dibesarkan lagi. Posisi preparat atau tubus jangan disentuh.
b. Memutar sedemikian rupa sampai lensa objektif yang lebih panjang tegak lurus pada meja sediaan dan bunyi klik.
c. Meneropong sambil memutar micrometer sampai muncul bayangan yang lebih besar.
d. Jika gagal menemukan bayangan yang lebih besar. Menaikkan tubus dengan memutar makrometer berlawanan arah empu jari. Memutar kembali revolver untuk menempatkan posisi lensa objektif lemah pada posisi semula. Tanpa mengubah posisi preparat, lakukan kembali perlakuan 3.c., 3.d., 3.e., lanjut ke 5.a., 5.b., 5.c., sampai berhasil.
e. Apabila akan mengamati benda yang lain, maka kita aka menaikkan tubusnya. Mengeluarkan preparat yang sudah diamati dan membersihkan kaca benda dan kaca penutup.
f. Membuat sediaan baru sesuai langkah 4.a. sampai dengan 4.f.
g. Pada akhir kegiatan yang menggunakan mikroskop, perhatikan hal-hal berikut :
1) Menyimpan preparat tidak boleh diatas meja sediaan, harus dikeluarkan.
2) Membersihkan preparat basah dengan kertas saring atau lap katun. Simpan dalam cawan petri dan masukkan dalam kotak perlengkapan.
3) Membersihkan badan mikroskop dengan kain pllanel. Menurunkan tubus dengan serendah mungkin.
4) Menyimpan mikroskop dalam kotak mikroskop.
5) Membersihkan semua peralatan yang telah dipakai dengan lap katun dan menyimpannya dalam kotaknya.
6) Menyimpan peralatan sendiri untuk dipakai dalam kegiatan berikutnya.
7) Membuang sisa bahan yang sudah tidak digunakan lagi ditempat sampah yang tersedia.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Gambar Mikroskop
i. Cermin j. Diafragma k. Kondenser l. Meja sediaan m. Sengkeling n. Lensa objektif o. Revolver p. Tubus |
a. Okuler
b. Makrometer
c. Mikrometer
d. Lengan atau pegangan
e. Penggerak mekanik
f. Pengatur kondenser
g. Sumbu inklinasi
h. Kaki
2. Daun Waru (Hibiscus tiliaceus)
Pembesaran 4 x 10
Keterangan :
1. Trikoma bintang
3. Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
Pembesaran 4 x 10
Keterangan :
1. Stomata
4. Daun Labu (Cucurbita muschata)
Pembesaran 4 x 10
Keterangan :
1. Rambut getar
5. Bawang Merah (Allium cepa)
Pembesaran 4 x 10
Keterangan :
1. Dinding sel
2. Inti sel
3. Ruang sitoplasma
B. Pembahasan
Mikroskop adalah alat optik yang digunakan untuk mengamati benda-benda yang berukuran sangat kecil. Mikroskop membuat benda-benda kecil kelihatan lebih dari pada wujud sebenarnya dan mikroskop membuat kita melihat pola-pola terperinci yang tidak tampak oleh mata telanjang.
Mikroskop memiliki komponen-komponen dari kaca yang mudah rusak, berupa lensa-lensa dan cermin. Makanya kita harus menghindarkan perlakuan yang dapat membuat benturan dengan komponen tersebut.
Mikroskop mempunyai komponen-komponen pendukung seperti :
1. Kaki mikroskop, sebagai alas tempat tumpuan berdiri.
2. Tiang, tempat bersendi lengan mikroskop, atau pegangan dengan sumbu inklinasi.
3. Lengan atau pegangan mikroskop, yang dipegang bilamana diangkat.
4. Cermin, alat penangkap dan pamantul cahaya.
5. Pengatur kondensor, bila diputar akan menaikkan atau menurunkan kondensor.
6. Kondensor, lensa yang menghimpun berkas cahaya dari cermin masuk ke lubang meja sediaan.
7. Diafragma, alat yang dapat ditutup dan dibuka, pengatur banyaknya cahaya yang amasuk ke kondensor.
8. Meja sediaan, tempat meletakkan kaca benda (objek glass).
9. Sengkeling, penjepit atau pengatur letak sediaan (objek glass).
10. Penggerak Mekanis, alat pengatur letak kaca benda pada meja.
11. Lubang meja sediaan, lubang di tengah-tengah meja sediaan tempat lewatnya cahaya dari kondensor masuk ke objek glass terus ke lensa objektif.
12. Makrometer, pengatur kasar, alat penggerak tubus ke atas atau ke bawah secara kasar.
13. Mikrometer, pengatur halus, alat penggerak tubus ke atas atau ke bawah secara halus.
14. Tubus atau tabung okuler, pada ujung atasnya terdapat lensa okuler.
15. Revolver atau pemutar objektif, cakram tempat melekatnya lensa objektif berbagai ukuran.
16. Lensa objektif, yang berfungsi adalah yang menghadap tegak lurus pada meja sediaan, menerima bayangan sediaan kemudian membesarkannya.
17. Lensa okuler, yang diintip oleh mata pengamat, menerima bayangan dari objektif dan membesarkannya.
Pada percobaan ini kami hanya mengambil satu sampel bahan percobaan yaitu bawang merah (Allium cepa), dan kami mengamati sampel tersebut dengan tiga macam perbesaran seperti yang terlihat pada gambar. Dari gambar tersebut kita dapat melihat bahwa pada pembesaran lemah terlihat hanya bagian kecil dari epidermis Allium cepa tersebut dan pola-pola epidermis Allium cepa masih kurang jelas pemisahannya. Sedangkan pada pembesaran yang lebih kuat, kita bisa mengamati pola pemisahan yang lebih jelas dan bagian-bagian dari epidermis Allium cepa tersebut terlihat lebih kompleks.
Mikroskop berasal dari kata mikro yang berarti kecil dan scopium (penglihatan). Mikroskop adalah suatu benda yang berguna untuk memberikan bayangan yang diperbesar dari benda-benda yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang. Mikroskop terdiri dari beberapa bagian yang memiliki fungsi tersendiri (Purba.M,dkk.1999).
Namun, sekarang ini sudah banyak definisi tentang mikroskop. Tetapi tujuan dari definisi itu sama dengan definisi yang lainnya. Seperti definisi bahwa Mikroskop (bahasa Yunani : micros = kecil dan scopein = melihat) adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata kasar. Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut mikroskopi , dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata (Anonim, 2010).
i. Cermin j. Diafragma k. Kondenser l. Meja sediaan m. Sengkeling n. Lensa objektif o. Revolver p. Tubus |
a. Okuler
b. Makrometer
c. Mikrometer
d. Lengan atau pegangan
e. Penggerak mekanik
f. Pengatur kondenser
g. Sumbu inklinasi
h. Kaki
Komponen-komponen tersebut di atas memiliku fungsi dan tujuan masing-masing dengan cara penggunaan yang berbeda-beda pula (Tim pengajar, 2010).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Mikroskop merupakan alat yang digunakan untuk mengamati benda-benda yang sangat kecil, sehingga mudah untuk diteliti.
2. Mikroskop terbagi atas dua bagian yaitu bagian mekanik dan bagian optic, dimana bagian-bagian tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda.
B. Saran
Adapun saran dari percobaan ini adalah :
1. Laboratorium: Sebaiknya alat-alat yang disediakan laboratorium diperhatikan, sehingga praktikan tidak menggunakan alat yang kurang baik.
2. Mahasiswa: Praktikum mikroskop ini harus diperhatikan dengan baik karena mikroskop sangat penting dalam kegiatan biologi.
3. Mahasiswa: Sebaiknya dalam melakukan suatu percobaan, agar kiranya lebih tertib, disiplin, dan kebersihan tetap dijaga, serta mahasiswa sekiranya lebih kreatif dalam melakukan percobaan.
PERTANYAAN
1. Tulis nama bagian optik dari mikroskop!
2. Tulis nama bagian mekanik dari mikroskop!
3. Tulis fungsi bagian mekanik!
4. Kalau bayangan dalam medan pandangan akan digeser ke kiri-depan, kearah manakah kaca benda/sediaan harus digeseri, mengapa demikian!
5. Tulis pegaruh negative terhadap mikroskop kalau lensa digosok dengan kain atau kertas biasa/kasar.
JAWABAN PERTANYAAN
1. Bagian optik dari mikroskop yaitu :
- Lensa okuler
- Lensa objektif
- Kondensor
- Cermin
- Diafragma
2. Bagian mekanik dari mikroskop yaitu :
- Tubus - Kaki Mikroskop
- Makrometer - Tiang
- Micrometer - Sengkeling
- Revolver - Lengan
- Pengatur kondensor - Meja sediaan
- Penggerak mekanis - Lubang meja sediaan
3. Fungsi bagian mekanik dari mikroskop yaitu :
- Tubus berfungsi sebagai tempat melekatnya okuler
- Makrometer berfungsi sebagai alat penggerak tubus ke atas ke bawah secara kasar.
- Mikrometer berfungsi sebagai alat penggerak tubus ke atas ke bawah secara halus.
- Revolver berfungsi sebagai tempat melekatnya lensa objektif.
- Pengatur kondensor berfungsi sebagai alat untuk menaikkan dan menurunkan kondensor.
- Penggerak mekanis berfungsi sebagai alat pengatur letak kaca bayangan / preparat pada meja sediaan.
- Kaki mikroskop sebagai alas tempat tumpuan berdiri.
- Tiang sebagai tempat bersendi lengan mikroskop atau pegangan dengan sumbu inklinasi.
- Lengan atau pegangan mikroskop, yang dipegang bilamana diangkat.
- Sengkeling, penjepit atau pengatur letak sediaan (objek glass)
- Meja sediaan, tempat meletakkan kaca benda (objek glass)
- Lubang meja sediaan, lubang ditengah-tengah meja sediaan tempat lewatnya cahaya dari kondensor masuk ke objek glass terus ke lensa objektif.
4. Apabila bayangan dalam medan pandangan akan digeser ke kiri – depan maka kaca benda harus digeser ke arah kanan-belakang karena sifat dari lensa ialah selalu terbalik (berlawanan arah).
5. Pengaruh negatif terhadap mikroskop yang dapat ditimbulkan apabila lensa digosok dengan kain kasar atau kertas biasa yaitu lensa akan tergores sehingga objek yang kita amati kurang jelas garis dan batasnya.
4.2 Pembahasan
Mikroskop cahaya merupakan suatu alat yang mempunyai bagian-bagian tertentu, yaitu terdiri dari alat-alat optik dan non optik yang digunakan untuk mengamati benda-benda yang mikroskopis dan transparan. Mikroskop cahaya mempunyai keuntungan yaitu hemat terhadap penggunaan listrik. Daya pisah adalah kemampuan mikroskop untuk secara jelas dan terpisah dalam membedakan dua titik yang berdekatan yang tanpa mikroskop terlihat sebagai satu titik dan dikatakan sebagai jarak terkecil diantara dua titik yang terlihat sebagai dua titik bukannya satu titik. Hal inilah yang membedakan mikroskop canggih dari mikroskop cahaya.
Dari hasil percobaan dan penelitian yang telah dilaksanakan maka diperoleh hasil yaitu, mikroskop terdiri atas bagian-bagian yang masing-masing bagian tersebut mempunyai fungsi tersendiri. Lensa okuler berfungsi untuk memperbesar bayangan yang bersifat maya dan tegak. Lensa objektif berfungsi untuk mengatur pembesaran ukuran untuk kekuatan 4x, 10x, 40x dan 100x. Kondensor berfungsi untuk mengatur bayangan yang akan diamati atau untuk menaikkan dan menurunkan kondensor. Reflektor berfungsi untuk menerima cahaya yang masuk atau dapat memperjelas cahaya yang akan datang. Tubuh mikroskop berfungsi untuk tempat terjadinya proses bayangan antara lensa objektif dengan lensa okuler. Makrofokus berfungsi untuk mengatur jarak okuler objektif sehingga tepat fokusnya secara kasar dan jelas. Mikrofokus berfungsi untuk mengatur jarak okuler sehingga tepat fokusnya secara tajam. Revolver berfungsi sebagai tempat lensa objektif. Meja objek berfungsi untuk meletakkan preparat yang akan diamati. Penjepit berfungsi untuk memperkokoh kedudukan preparat agar tidak goyang. Pengatur kondensor berfungsi sebagai pengatur letak lensa kondensor terhadap preparat. Pemegang(lengan) berfungsi untuk memegang mikroskop. Diafragma berfungsi mengatur cahaya yang masuk dalam mikroskop. Kaki atau dasar berfungsi untuk memperkokoh kedudukan mikroskop. Sekrup engsel berfungsi menyesuaikan mikroskop yang baik.
Satuan terkecil dalam tumbuhan adalah sel, suatu wadah kecil berisi substansi hidup, yaitu protoplasma, dan diselubungi oleh dinding sel. Dalam setiap sel hidup berlangsung proses metabolisme. Dinding sel melekat pada yang lain dengan adanya perekat antar sel. Pengelompokkan sel seperti itu, yang berbeda struktur atau fungsinya atau keduanya dari kelompok sel lain, disebut jaringan. Jaringan secara umum terdiri dari sel-sel yang sama bentuk serta fungsinya disebut jaringan sederhana. Jaringan yang terdiri atas lebih dari satu macam sel namun asalnya sama disebut jaringan kompleks majemuk.
Sel bawang merah (Allium cepa) berbentuk heksagonal, di dalamnya terdapat protoplasma sehingga sel bawang merah dinyatakan hidup dengan warna merah muda. Perbesaran yang dilakukan sebesar 40 x dengan menggunakan mikroskop elektron. Sel gabus (Manihot utilissima) yang dipotong melintang tampak berbentuk heksagonal, sel yang satu dengan sel yang lainnya tersusun rapi dan rapat, di dalam dinding sel terlihat kosong. Hal ini menyatakan bahwa sel gabus adalah sel mati. Untuk mengamati sel gabus ini praktikan harus mengiris gabus secara melintang dan tipis sehingga preparat dapat ditembus cahaya dan terlihat jelas melalui mikroskop elektron dengan perbesaran 40 x. Warna dari sel gabus sendiri agak coklat muda. Daun Hydrilla verticillata adalah tumbuhan air yang berklorofil, sehingga terlihat berwarna hijau, selnya berbentuk persegi panjang susunan bata dalam pembuatan bangunan, di dalamnya terdapat bintik-bintik berwarna hijau yang disebut klo. Sel dari daun hydrilla ini akan tampak jelas apabila dilihat melalui mikroskop elektron. Sel kapas (Gossypium sp) memiliki batas-batas yang jelas yang disebut sigma, selain itu sel kapas juga terdapat torsi. Di dalam sel terlihat kosong, ini menandakan bahwa sel kapas adalah sel mati. Perbesaran yang digunakan untuk mengamati sel kapas adalah 40 x. Warna dari sel kapas itu sendiri kehitaman. Sel kapuk (Ceiba pentandra) memiliki batas-batas yang jelas, sel kapuk berbentuk seperti tabung panjang yang kosong. Perbesaran yang digunakan untuk mengamati adalah 40 x. Warna dari sel kapuk sendiri agak kehitaman, bening. Sel dari penampang melintang daun Ficus elastica Sel gabus (Manihot utilissima) yang dipotong melintang tampak berbentuk heksagonal, berwarna hijau, sel yang satu dengan sel yang lainnya tersusun rapat, di dalam dinding sel tidak terlihat kosong. Untuk mengamati sel ini praktikan harus mengiris daun Ficus elastica secara melintang dan tipis sehingga preparat dapat ditembus cahaya dan terlihat jelas melalui mikroskop elektron. Perbesaran yang digunakan untuk mengamati adalah 40 x.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Mikroskop.ww.Google.co.id . Diakses pada tanggal 30 Oktober 2010.
Purba, M dkk. 1999. Kimia. Erlangga. Jakarta.
Tim Pengajar.2010 . Penuntun Praktikum Biologi Umum. Jurusan Biologi FMIPA UNM. Makassar.
Weesley, V. 1993. Mikrobiologi Dasar. Erlangga. Jakarta
Wirjosoemarto, Koesmadi dkk. 2004. Teknik laboratorium (Edisi Revisi).Jakarta:jica
Y. Stanilir.,Roger. 1982. Dunia Mikroba I. Bharata Karya Aksara. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar